Cegah Radiasi Nuklir Meluas, Ukraina Minta Rusia Lakukan Gencatan Senjata di Chernobyl

10 Maret 2022, 15:15 WIB
Ukraina meminta Rusia untuk melakukan gencatan senjata di PLTN Chernobyl untuk dapat memperbaiki aliran listrik untuk mencegah radiasi nuklir menyebar lebih luas. /REUTERS/Gleb Garanich /

PR BEKASI – Ukraina dilaporkan telah meminta Rusia untuk melakukan gencatan senjata di situs Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. 

Upaya gencatan senjata tersebut dilakukan oleh pihak Ukraina untuk memperbaiki aliran listrik ke PLTN Chernobyl yang terputus untuk mencegah kebocoran radiasi nuklir lebih meluas.

Diketahui pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia yang terjadi di wilayah tersebut membuat perbaikan aliran listrik ke PLTN Chernobyl sangatlah tidak mungkin dilakukan. 

Hal tersebut dikatakan oleh operator energi nuklir Ukraina, Energoatom pada Rabu, 9 Maret 2022. 

Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Dongeng Sedunia 20 Maret 2022, Mari Rayakan Bersama 

Bila pemadaman listrik, Energoatom mengatakan radiasi nuklir dapat dilepaskan jika sistem pendingin bahan bakar nuklir bekas di PLTN tersebut tidak berfungsi dalam waktu lama. 

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan, generator diesel cadangan dapat memberi daya pembangkit hanya 48 jam. 

"Sistem pendingin fasilitas penyimpanan untuk bahan bakar nuklir bekas akan berhenti, membuat kebocoran radiasi segera terjadi," katanya. 

Menurutnya, aliran listrik ke PLTB Chernobyl telah terputus akibat serangan yang dilakukan pasukan Rusia. 

Baca Juga: Fakta One Piece 1043: 5 Alasan Kaido Jadi Bajak Laut Terkuat, Yonkou yang Kuasai Semua Jenis Hakki

“Satu-satunya jaringan listrik yang memasok PLTN Chernobyl dan semua fasilitas nuklirnya yang diduduki oleh tentara Rusia rusak,” katanya. 

“Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera menuntut Rusia untuk melakukan gencatan senjata dan mengizinkan unit perbaikan untuk memulihkan aliran listrik,” tambahnya. 

Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan sampai saat ini radiasi nuklir tersebut belum memiliki dampak kritis terhadap keselamatan. 

"Beban panas dari kolam penyimpanan bahan bakar bekas dan volume air pendingin di PLTN Chernobyl cukup untuk menghilangkan panas secara efektif tanpa membutuhkan pasokan listrik," katanya.

Baca Juga: Pesawat yang Bawa Donald Trump Mendarat Darurat, Dikabarkan karena Ada Kerusakan Mesin

Dalam sebuah catatan yang dirilis pada Kamis, 3 Maret 2022 lalu, IAEA mengatakan bahwa situs tersebut memiliki generator diesel darurat cadangan yang tersedia "jika listrik padam total”. 

PLTN Chernobyl  diketahui telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak mereka melancarkan serangan ke Ukraina di hari pertama pada 24 Februari 2022 lalu. 

Tetapi Energoatom mengatakan ada sekitar 20.000 bahan bakar nuklir bekas di PLTN Chernobyl yang tidak dapat tetap dingin selama pemadaman listrik, dan jika dalam suhu panas dapat menyebarkan radiasi nuklir ke lingkungan.

“Radiasi nuklir dapat dibawa oleh angin ke wilayah lain di Ukraina, Belarusia, Rusia, dan Eropa,” katanya dalam sebuah pernyataan. 

Baca Juga: Rusia Akui Gunakan Bom Vakum dalam Serangan di Ukraina, Efeknya Dapat Hacurkan Paru-paru Sekejap Mata

Tanpa aliran listrik, sistem ventilasi di PLTN juga tidak akan berfungsi, membuat staf terpapar radiasi nuklir dalam dosis yang berbahaya. 

Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi pada Selasa, 8 Maret 2022 menyuarakan keprihatinan tentang laporan bahwa 210 anggota staf di Chernobyl telah bertugas tanpa rotasi sejak sehari sebelum serangan Rusia dimulai.

Energoatom sebelumnya telah memperingatkan bahwa staf PLTN Chernobyl memiliki akses terbatas ke makanan, air, obat-obatan, dan situasi bagi mereka semakin memburuk.  

“Saya sangat prihatin dengan situasi sulit dan penuh tekanan yang dihadapi staf di PLTN Chernobyl dan potensi resiko yang ditimbulkannya untuk keselamatan nuklir,” kata Grossi.  

"Saya meminta pasukan yang mengendalikan lokasi secara efektif untuk segera memfasilitasi rotasi personel yang aman di sana," tambahnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Kamis, 10 Maret 2022.***

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler