Hubungan Kian Memanas, PM Australia Scott Morrison Tegaskan Tidak Takut Ancaman Tiongkok

13 Juni 2020, 08:48 WIB
Ilustrasi. Bendera negara Republik Rakyat China dan negara Australia. /ANTARA/Shutterstock/

PR BEKASI - Perdana Menteri Scott Morrison menegaskan bahwa Australia tidak akan takut dan terintimidasi oleh upaya ancaman ekonomi dari Tiongkok.

Hal itu diungkapkan setelah Tiongkok mengancam akan melarang wisatawan dan pelajar Tiongkok memasuki Australia, yang mana jumlahnya mendominasi wisatawan asing di negeri Kanguru itu.

Dilansir dari AFP oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 13 Juni 2020, Beijing telah mengeluarkan peringatan dalam beberapa hari terakhir dan meminta warga mereka untuk menghindari Australia karena khawatir terkait insiden rasisme yang menargetkan etnis Asia selama pandemi virus corona.

Baca Juga: Uni Eropa Minta Platform Teknologi Raksasa Gencar Lawan Penyebaran Berita Palsu Soal Virus Corona 

Tuduhan itu merupakan langkah penyelamatan terbaru dalam sengketa diplomatik yang telah lama terjadi antara Australia dan mitra dagang terbesarnya, Tiongkok.

Perdana Menteri Scott Morrison menepis tuduhan perlakuan rasial terhadap orang Tiongkok dan menyebutnya sebagai 'sampah'.

"Ini pernyataan konyol dan ditolak. Kami memiliki hubungan perdagangan yang penting dengan Tiongkok dan saya ingin melihat (hubungan) itu berlanjut," kata Scott Morrison.

Namun dia memperingatkan bahwa pemerintahnya tidak akan terintimidasi oleh ancaman atau memperdagangkan nilai-nilai sebagai tanggapan terhadap paksaan dari pihak manapun.

Baca Juga: Peneliti LIPI Temukan Jenis Katak Baru, Berukuran Mini Seukuran Uang Logam Rp 1.000 

Menurut komisi anti-diskriminasi New South Wales, selama pandemi, rasisme terhadap orang Asia dilaporkan meningkat.

Beijing membenarkan peringatan rasialisme ini dalam sebuah briefing pada Kamis, 11 Juni 2020, dengan mengatakan bahwa itu didasarkan pada sejumlah besar fakta.

"Saya tidak tahu dari mana paksaan pemimpin Australia itu berasal. Kami menyarankan Australia untuk menghadapi masalah, merenungkannya sendiri, dan mengambil langkah konkret untuk melindungi keselamatan dan hak-hak warga negara Tiongkok di Australia," kata juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying.

Ketegangan antarkedua pemerintah kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir sejak Australia melawan pergerakan Tiongkok untuk membangun citra yang baik di dalam negeri maupun seluruh wilayah Pasifik.

Baca Juga: Bosan Hidup di Kota, Bule Ini Rela Tinggalkan Negarnya demi Hidup di Suku Pedalaman Indonesia 

Baru-baru ini Canberra membuat Beijing geram karena memimpin seruan penyelidikan internasional tentang asal-muasal dan penanganan pandemi virus corona di Tiongkok.

Sejak itu, Tiongkok mengambil beberapa langkah seperti menyarankan pelajar dan wisatawan Tiongkok untuk tidak melakukan perjalanan ke Australia.

Wisatawan Tiongkok mewakili kelompok wisatawan asing terbesar di Australia.

Baca Juga: Hasil Survei LSI Sebut Masyarakat Lebih Cemas Kesulitan Ekonomi daripada Terpapar Virus Corona 

Saran perjalanan dari Beijing ini hanya akan diketahui efeknya setelah perbatasan Australia dibuka kembali. Saat ini Australia masih menutup perbatasan untuk semua wisatawan karena pandemi virus corona.

Setelah Canberra mendukung upaya penyelidikan virus, duta besar Tiongkok di Canberra mengancam memboikot produk-produk Australia dan dibuktikan dengan pelarangan impor daging sapi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler