Hasil Survei LSI Sebut Masyarakat Lebih Cemas Kesulitan Ekonomi daripada Terpapar Virus Corona

- 13 Juni 2020, 08:40 WIB
PEMBELI tengah membeli Jengkol di pasar gudang, harga Jengkol masih tinggi.*
PEMBELI tengah membeli Jengkol di pasar gudang, harga Jengkol masih tinggi.* /Pikiran-Rakyat.com/Ahmad Rayadie/

PR BEKASI - Virus Corona sudah enam bulan menyerang berbagai negara, termasuk Indonesia. Selama itu pula, masyarakat menjadi tak berdaya dan merasa cemas, takut bila suatu saat terpapar virus yang sama.

Namun belakangan, terjadi pergeseran bentuk kecemasan. Semula publik cemas terpapar Virus Corona, tetapi kini lebih cemas oleh kesulitan ekonomi.

Melansir Pikiranarakyat-Bekasi.com dari Galamedia, menurut hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, terdapat beberapa alasan yang membuat masyarakat seperti itu.

Baca Juga: Anggap Corona Hanya Ada di Kota, Ganjar Pranowo: Warga Desa Keliru Pahami New Normal 

Pertama, meluasnya berita sukses di banyak negara yang telah melampaui puncak pandemi. Di beberapa negara, virus relatif bisa dikendalikan walau vaksin belum ditemukan.

Negara yang sering diberitakan sukses oleh media konvensional dan media sosial adalah Selandia Baru, Jerman, Hongkong dan Korea Selatan.

Lalu yang kedua, meluasnya kemampuan protokol kesehatan dalam mengurangi tingkat penyebaran Virus Corona seperti physical distancing, cuci tangan, hingga masker yang populer dalam protokol kesehatan.

Ketiga, tabungan ekonomi masyarakat luas semakin menipis. Semakin lama PSBB, dunia usaha pun ditutup, semakin berkurang kemampuan ekonomi rumah tangga.

Baca Juga: Peneliti LIPI Temukan Jenis Katak Baru, Berukuran Mini Seukuran Uang Logam Rp 1.000 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x