Hasil Survei LSI Sebut Masyarakat Lebih Cemas Kesulitan Ekonomi daripada Terpapar Virus Corona

- 13 Juni 2020, 08:40 WIB
PEMBELI tengah membeli Jengkol di pasar gudang, harga Jengkol masih tinggi.*
PEMBELI tengah membeli Jengkol di pasar gudang, harga Jengkol masih tinggi.* /Pikiran-Rakyat.com/Ahmad Rayadie/

"Saat kecemasan atas terpapar Virus Corona menurun, kecemasan kesulitan ekonomi meninggi. Terutama dirasakan lapisan menengah bawah, khususnya sektor informal," kata Peneliti LSI Denny JA.

Kemudian alasan keempat, jumlah warga yang kesulitan ekonomi jauh melampaui jumlah yang terpapar Virus Corona. Laporan Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah buruh di-PHK dan dirumahkan hingga Juni 2020 sekitar 1,9 juta orang.

Asosiasi Pengusaha Indonesia angkanya lebih banyak lagi karena menghitung sektor informal, total yang di-PHK 7 juta orang. Sementara data hingga 12 Juni 2020 menyatakan, warga yang terpapar Virus Corona di Indonesia telah mencapai 26.406.

Kelima, hingga Juni 2020, semakin hari grafik yang terpapar dianggap semakin landai. Sebaiknya, kata Rully, grafik kesulitan ekonomi diukur dari yang di-PHK.

Baca Juga: Bosan Hidup di Kota, Bule Ini Rela Tinggalkan Negarnya demi Hidup di Suku Pedalaman Indonesia 

"Kesulitan ekonomi publik ini perlu diantisipasi agar tidak meledak menjadi kerusuhan sosial," kata Denny JA.

Oleh karena itu, kesimpulan LSI adalah pemerintah membolehkan masyarakat bekerja kembali namun dengan protokol kesehatan.

Riset LSI Denny JA dilakukan dengan menganalisis data sekunder dari berbagai sumber dari dalam dan luar negeri. Tiga sumber data LSI, yaitu Galup Poll (2020), VoxPopuli Center, dan riset eksperental yang dilakukan Denny JA serta Eriyanto pada Maret-Juni 2020.

Total responden 240 mahasiswa, dibagi dalam delapan kelompok dan masing-masing 30 responden. Setiap kelompok diberi satu jenis treatment saja.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah