Krisis Iklim, India Hadapi Gelombang Panas 30 Kali Lebih Kuat

24 Mei 2022, 09:58 WIB
Pakistan dan India saat ini tengah menghadapi gelombang panas yang berakibat pada hasil panen gandum./Reuters/Ajay Verma/pikiran-rakyat.com /

PR BEKASI - India dan Pakistan sedang dilanda gelombang panas.

Melansir dari The Guardian pada Senin, 23 Mei 2022, menurut para Ilmuwan, gelombang panas di India dan Pakistan 30 kali lebih kuat diakibatkan oleh krisis iklim.

Suhu ekstrem dan curah hujan yang rendah sejak pertengahan Maret telah menyebabkan penderitaan termasuk kematian, kehilangan hasil panen, kebakaran hutan, dan pemadaman listrik serta pasokan air.

Baca Juga: Son Heung Min Pemain Asia Pertama Raih Golden Boot Liga Premier Inggris, Bento: untuk Sepakbola Korea

Dampak pemanasan global yang parah ini merupakan kajian studi baru.

Meskipun suhu global hanya naik 1,2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri hingga saat ini.

Jika suhu naik ke 2 derajat Celcius, gelombang panas seperti saat ini akan terjadi lebih sering.

Baca Juga: 5 Karakter One Piecedengan Buah Iblis Paramecia Terkuat di Dunia

Para Ilmuwan memrediksi gelombang panas akan terjadi setiap lima tahun di India dan Pakistan jika suhu naik.

Bulan Maret menjadi yang terpanas di India sejak pencatatan dimulai 122 tahun lalu.

Selain itu, saat ini Pakistan juga mencatat rekor.

Baca Juga: Kamis, 26 Mei 2022 Hari Apa? Berikut Penjelasannya, Lengkap dengan Twibbon Sambut Harinya

Pada bulan Maret kondisi menjadi kering dengan curah hujan 71% lebih sedikit dari biasanya di India dan 62% lebih sedikit di Pakistan.

Gelombang panas meningkat pada bulan April dan suhu puncak sekitar 50 derajat Celcius terlihat pada bulan Mei.

Gelombang panas dan hujan yang buruk ini mempengaruhi produksi gandum India.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 30 Telah Dibuka, Berikut Syarat dan Tata Cara Pendaftarannya

Laranganterhadap ekspor gandum pun mendorong harga global naik 6% hingga menambah kekhawatiran pangan global.

Seorang petani, Hardeep Singh Uppal, dari desa Baras di Punjab, mengungkapkan jika saat ini mengalami penurunan hasil panen gandum.

“Panen gandum saya tahun ini 50% lebih rendah dari yang diharapkan. Tanaman saya layu karena panas ini," ungkapnya.

Baca Juga: Catat Tanggal Rilis One Piece 1050 Sub Indo di Manga Plus, Akan Hadir Jelang Akhir Mei

Beberapa jeda diperkirakan terjadi di India barat laut pada Senin dan Selasa, dengan prakiraan cuaca memperkirakan hujan.

“Hal yang paling menyedihkan adalah bahwa batas adaptasi dilanggar untuk populasi besar yang miskin di wilayah tersebut pada tingkat pemanasan global saat ini,” kata Dr Fahad Saeed, seorang ilmuwan iklim yang berbasis di Islamabad yang bekerja dengan kelompok Analisis Iklim, dan bagian dari tim studi.

“Orang bisa membayangkan betapa buruknya bahkan untuk dunia yang lebih hangat 1,5C,” katanya.

Baca Juga: 26 Mei 2022 Diperingati Sebagai Hari Kenaikan Isa Alamasih, Berikut Kumpulan Ucapan Penuh Doa

“Setiap pemanasan di atas 1,5C dapat menimbulkan ancaman eksistensial bagi populasi yang rentan tanpa adanya tindakan adaptasi dan mitigasi yang kuat," sambungnya lagi.

India telah menerapkan rencana aksi panas di 130 kota besar dan kecil, yang mencakup langkah awal untuk mempersiapkan orang dan layanan publik.

Sebuah studi terpisah dilakukan untuk memeriksa gelombang panas 2010 yang memecahkan rekor di India dan Pakistan dan menemukan bahwa itu dibuat 100 kali lebih kuat oleh krisis iklim.

Baca Juga: One Piece 1050 Reddit, Kekalahan Kaido Jadi Pemicu Munculnya Musuh Terkuat Luffy, Perang Wano Berlanjut

Analisis terbaru lainnya menunjukkan banjir dahsyat di Afrika Selatan dan Eropa, gelombang panas di Amerika Utara dan badai di Afrika tenggara semuanya diakibatkan oleh pemanasan global.

Analisis baru berfokus pada suhu harian maksimum rata-rata selama bulan Maret dan April di India barat laut dan Pakistan tenggara.

Negara di atas adalah dua wilayah yang paling parah terkena dampaknya.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Admiral Ryokugyu Ternyata Ayah Zoro di One Piece 1050

Para ilmuwan menggunakan data cuaca dan model komputer untuk membandingkan seberapa sering gelombang panas cenderung menyerang di iklim panas saat ini dan di dunia tanpa pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.

Para peneliti menemukan bahwa gelombang panas yang berlangsung lama saat ini masih bagian dari peristiwa langka bahkan dengan pemanasan global, dengan kemungkinan 1% terjadi setiap tahun.

Tetapi, mereka menghitung bahwa krisis iklim telah membuatnya sekitar 30 kali lebih kuat.

Baca Juga: Kapan One Piece Episode 1019 Rilis? Berikut Jadwal Tayangnya

Itu berarti akan "sangat langka" tanpa krisis iklim, kata para ilmuwan.

“Suhu tinggi biasa terjadi di India dan Pakistan, tetapi yang membuat ini tidak biasa adalah bahwa itu dimulai begitu awal dan berlangsung sangat lama,” kata Prof Krishna AchutaRao di Pusat Ilmu Atmosfer di IIT Delhi.

“Orang-orang hanya mendapat sedikit kelegaan selama berminggu-minggu, dengan biaya yang sangat tinggi untuk ratusan juta pekerja di luar ruangan. Kami tahu ini akan lebih sering terjadi ketika suhu naik dan kami harus lebih siap untuk itu," ujarnya.

Baca Juga: Usai Tampil di Allo Bank Festival 2022, Member Red Velvet Bagikan Momen Saat di Indonesia

Dr Friederike Otto, di Imperial College London, pemimpin kelompok Atribusi Cuaca Dunia di balik analisis tersebut, mengatakan jika gelombang panas di negaranya adalah peristiwa ektrem.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler