PR BEKASI - Ibu Kota Austria, Wina, kembali menyabet gelar paling layak huni di dunia.
Gelar paling layak huni untuk Austria ini berdasarkan laporan tahunan yang dirilis oleh The Economist.
Posisi Wina sebagai kota paling layak huni di dunia merebut posisi teratas yang diisi oleh kota Auckland, Selandia Baru, yang kini turun ke peringkat ke-34.
Berdasarkan laporan The Economist yang terbit pada Kamis, 23 Juni 2022, posisi Auckland tersalip lantaran adanya pembatasan selama pandemi Covid-19.
"Wina yang awalnya merosot ke posisi 12, berdasarkan peringkat kami, pada 2021 karena museum dan restorannya ditutup," kata laporan tersebut, seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Jumat, 24 Juni 2022.
"(Kini) telah naik kembali ke posisi pertama, yang juga diraihnya pada 2018 dan 2019,” katanya.
Laporan menyebutkan bahwa yang menjadikan Wina sebagai kota paling layak huni di dunia adalah stabilitas dan infrastruktur yang baik.
Kedua hal tersebut menjadi daya tarik utama bagi penduduknya, serta didukung oleh layanan kesehatan yang baik, disertai potensi budaya dan hiburan yang banyak.
Baca Juga: Nayeon TWICE Siap Rrilis Projek Solonya Hari Ini, Simak Profil Sang Idol
Sementara itu, Melbourne mempertahankan posisinya sebagai salah satu paling layak huni di dunia ke-10.
Pasalnya, ibu kota Australia yang lain telah keluar dari daftar 10 kota layak huni di dunia.
Tahun lalu, Brisbane, Adelaide, dan Perth sempat masuk 10 besar, tapi mereka turun ke peringkat ke-27, ke-30, dan ke-32.
Ada juga ibu kota yang tidak dimasukkan tahun ini, yaitu Kyiv, Ibu Kota Ukraina usai diinvasi oleh Rusia pada akhir Februari.
Baca Juga: One Piece 1054: Green Bull Datangi Wano Kuni, Ini 6 Calon Lawan Duel Sang Admiral
Di samping itu, kota-kota di Rusia, Moskow dan St Petersburg sangat jatuh lantaran mendapatkan sanksi yang berat.
Daftar Kota Paling Layak Huni di Dunia
Posisi pertama ditempati oleh Wina, kemudian disusul oleh Kopenhagen (Denmark), Zurich dan Jenewa (Swiss), Frankfurt (Jerman), Amsterdam (Belanda).
Kanada juga masuk ke dalam kategori. Kemudian posisi ketiga ditempati oleh Calgary, kemudian disusul oleh Vancouver dan Toronto.
Sementara itu, Osaka (Jepang) dan Melbourne (Australia) berada di urutan kesepuluh. Lantas ada Prancis (Paris) di urutan ke-19.
Lalu ada kota Belgia (Brussel) berada di urutan ke-24, yang posisinya tepat sebelum Montreal (Kanada).
Dengan adanya peringkat ini, Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews, menunjukkan bahwa Melbourne kembali berjaya setelah 2 tahun lamanya lockdown karena pandemi.
"Sulit mendapatkan meja di restoran, sulit mendapatkan kamar di hotel," kata Andrews.
"Kota (Melbourne) kembali. Kami berkembang dan warga Victoria bisa bangga dengan apa yang mereka capai,” ujarnya melanjutkan.
Seperti diketahui, Melbourne memegang gelar sebagai kota paling layak huni di dunia selama tujuh tahun sejak 2011, sebelumnya akhirnya digeser oleh Wina pada 2018.
Baca Juga: PREDIKSI SKOR PSIS Semarang vs PSS Sleman Hari Ini, Mahesa Jenar Diprediksi Unggul dari Elang Jawa
Sementara itu, peringkat Auckland yang menurun menunjukkan adanya perubahan usai terkena pandemi virus Corona selama setahun terakhir.
Dengan vaksinasi, masyarakat kini bisa kembali ke tempat-tempat yang telah dibuka.
Padahal pada tahun 2021, kota yang berada di Selandia Baru mendapatkan posisi di atas.
"Setelah lockdown selama pandemi, kini memungkinkan masyarakat untuk kembali (beraktivitas seperti biasa), seperti di kota Auckland dan Wellington untuk menikmati gaya hidup sama seperti sebelum pandemi,” kata Andrews.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Alasan Buggy Menjadi Yonko Jelang One Piece 1054 Terungkap
Untuk Inggris, Ibu Kota London, tahun ini menempati urutan ke-33, kemudian disusul oleh Manchester di urutan ke-28, Barcelonda dan Madrid (Spanyol), yang berada ke-35 dan ke-43.
Lalu, ada Milan (Italia) di peringkat ke-49, kemudian New York di peringkat ke-51. Sementara Beijing (Cina) ada di urutan ke-71.
Untuk kota yang tidak layak huni ditempati oleh kota-kota yang sedang berkonflik seperti Suriah (Damaskus), termasuk di Rusia dan Eropa Timur yang dianggap tidak stabil.***