Chengdu Lockdown 21 Juta Warganya, Upaya Menghentikan Penyebaran Wabah Covid-19

2 September 2022, 11:04 WIB
Ilustrasi lockdown. Puluhan juta warga Chengdu lockdown. /REUTERS/China Daily

PR BEKASI - Belum lama ini, Chengdu melakukan lockdown hampir 21 juta warganya.

Pihak berwenang melakukan lockdown karena China berpegang teguh pada kebijakan nol Covid-19.

Hhampir 21 juta orang di Kota Chengdu, China terkena lockdown saat pihak berwenang berupaya untuk menghentikan wabah Covid-19 yang baru.

Baca Juga: Tersangka Obstruction of Justice Kasus Pembunuhan Brigadir J Menjadi Tujuh Orang, Berikut Nama dan Jabatannya

China diketahui memiliki kebijakan nol Covid-19, membasmi wabah virus dengan penutupan cepat, karantina, dan pengujian massal sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Guardian.

Chengdu menjadi kota terakhir yang megumumkan lockdown ini.

Melalui pemberitahuan resmi, menyebutkan penduduk harus tinggal di rumah mulai pukul 18.00 waktu setempat pada hari Kamis.

Baca Juga: V BTS Disambut Kerumunan di Bandara Incheon, Penggemar Berusaha Menyentuhnya

Hal tersebut untuk memerangi gelombang infeksi baru dari virusnya.

Satu orang dari setiap rumah tangga diizinkan untuk keluar membeli keperluan penting per hari.

Dengan memiliki hasil tes negatid dalam 24 jam sebelumnya, berdasarkan pemberitahuan tersebut.

Antara hari Kamis dan Minggu waktu setempat, penduduk akan di dites.

Baca Juga: Big Mouth Episode 11 Hari Ini di MBC dan Disney Plus Beda Jam Tayang, Catat Jadwal Tayang Terbarunya

Mereka didesak untuk tidak meninggalkan kota, keucali dalam kondisi benar-benar diperlukan.

Sementara itu, tercatat 157 infeksi lokal baru per hari Kamis di Chengdu.

51 di antaranya tidak memiliki gejala, menurut pemerintah kota.

Di sisi lain, ibu kota provinsi Qinghai barat telah memerintahkan sekolah untuk pelajaran online dan memberi tahu warganya untuk bekerja di rumah selama tiga hari.

Baca Juga: One Piece: Para Mantan Yonko dengan Bounty Terakhirnya, Siapa Saja Sosoknya?

Lalu, di Shenzhen pembatasan akan mulai berlaku pada hari Kamis waktu setempat mulai pukul 18.00 di distrik Nanshan.

Dijelaskan bahwa China tetap berpegang pada stategi tanpa toleransi, meski ada gangguan dari penyebaran Omicron yang cepat serta kekhawatiran pendekatan itu menghambat pemulihan ekonomi pascapandemi.

*** 

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler