Siapa Mahsa Amini? Simak Kronologi Kematian Gadis Iran Ini, hingga Muncul Aksi Protes

22 September 2022, 16:19 WIB
Meninggalnya Mahsa Amini menjadi sorotan di Iran /WANA NEWS AGENCY/VIA REUTERS

PR BEKASI - Nama dari Mahsa Amini kini tengah menjadi perhatian dunia, tetapi siapa sebenarnya sosok wanita Iran tersebut, berikut penjelasannya.

Selama empat hari di Iran, dan pekan ini di New York maupun Berlin, terjadi protes massal yang ditujukan kepada pemerintah Iran, serta kehadiran presidennya Ebrahim Raisi di PBB.

Di Ibu Kota Iran sendiri, Teheran, dan kota-kota di provinsi Kurdistan, masyarakat turun ke jalan menyebabkan bentrokan hebat hingga mengakibatkan 221 orang terluka, 250 ditangkap dan tiga orang diduga tewas.

Penyebab bukan lain karena tewasnya seorang wanita berusia 22 tahun pada Jumat lalu, yaitu Mahsa Amini.

Baca Juga: Tasya Farasya Diduga Punya Akun Palsu, Suami Tasyi Athasyia: Mencoba Memanipulasi

Siapa sebenarnya Mahsa Amini? Pada 13 September 2022, wanita berusia 22 tahun yang berasal dari kota Saqqez di Provinsi Kurdistan, di Iran barat, berada di Teheran, setelah melakukan perjalanan ke sana untuk mengunjungi keluarga.

Dia berada di pintu masuk Jalan Raya Haqqani bersama saudara laki-lakinya Kiaresh Amini, ketika dia ditangkap oleh 'Patroli Bimbingan' rezim dan dipindahkan ke agen 'Keamanan Moral'.

Penangkapannya ini dengan alasan mengenakan jilbab yang tidak pantas, dan CCTV saat kejadian pun menyebar.

Baca Juga: Agensi dan Baekhyun EXO Sampaikan Klarifikasi Usai Beredarnya Rumor Instagram Sang Idol Diretas

Dari CCTV yang dirilis oleh Polisi Teheran, menampilkan Mahsa Amini yang terjatuh ke tanah ketika penangkapan terjadi.

Saudara laki-laki Amini diberitahu bahwa saudarinya akan dibawa ke pusat penahanan untuk menjalani "kelas pengarahan" dan dibebaskan tidak lama kemudian.

Akan tetapi, hal itu tidak terjadi, karena Mahsa Amini malah tiba di Rumah Sakit Kasra dan meninggal dunia pada Jumat lalu setelah mengalami koma selama tiga hari.

Dalam unggahan pihak Rumah Sakit Kasra, yang kini telah dihapus, mereka memberikan klaim kalau dia mati otak saat datang.

Baca Juga: Nonton WayV di Indonesia Television Awards 2022 Jam Berapa? Berikut Jadwal dan Link Nonton Gratis

"Resusitasi dilakukan pada pasien, detak jantung kembali dan pasien dirawat di unit perawatan intensif," tulis mereka,dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com.

"Sayangnya, setelah 48 jam pada hari Jumat, pasien mengalami serangan jantung lagi, karena kematian otak. Meskipun upaya tim medis, mereka gagal untuk menghidupkannya kembali dan pasien meninggal," sambung rumah sakit.

Saksi mata mengklaim dia dipukuli oleh patroli di dalam van, yang bermaksud membawanya ke pusat penahanan.

Begitu berita kematian Mahsa Amini menyebar, terjadi protes di seluruh negeri, dan secara global kehadiran Ebrahim Raisi di PBB menjadi perdebatan.

Baca Juga: Berikut Jadwal Tayang dan Daftar Harga Tiket Nonton One Piece Film Red di Bioskop Cinema XXI Surabaya

Tagar #mashaamini mulai menjadi tren di Twitter, dengan lebih dari dua juta tautan dan kelompok pro-reformasi dan kelompok aktivis feminis, termasuk yang berbasis di AS, berdedikasi di Iran, HRANA (Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia), mulai bergerak.

Protes kemarin mengakibatkan kematian satu anggota polisi dan pembakaran jilbab yang sekarang meluas. Amnesty Iran, serta pemerintah AS dan Prancis, telah berbicara menentang kematian Mahsa Amini.

Komandan Polisi Teheran Hossein Rahimi mengklaim kematian Amini adalah "kecelakaan yang disayangkan", dengan mengatakan dia mengalami serangan jantung karena kondisi yang ada.

Akan tetapi, ayah Amini menentang keras pernyataan dari Hossein Rahimi, dia meyakini CCTV penangkapan putrinya sudah diedit secara berlebihan karena bertentangan dengan laporan memar dan saksi mata.

Baca Juga: KFC France Hindari Komentar Negatif Atas Penolakan Kylian Mbappe Terhadap Sponsor

“Mereka mengatakan Mahsa menderita penyakit jantung dan epilepsi, tetapi sebagai bapak yang membesarkannya selama 22 tahun, saya katakan dengan lantang bahwa Mahsa tidak memiliki penyakit apapun," katanya.

"Dia dalam kesehatan yang sempurna. Orang yang memukul putri saya harus diadili di pengadilan umum, bukan pengadilan palsu yang menghasilkan teguran dan pengusiran," jelasnya.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Harper Bazaar

Tags

Terkini

Terpopuler