India Klaim Tentaranya Tewas Akibat Dihajar Kayu dengan Penuh Paku hingga Dimutilasi oleh Tiongkok

19 Juni 2020, 17:32 WIB
Tentara India yang berjaga di perbatasan India-Tiongkok /Gunawan/

PR BEKASI - India mengatakan bahwa para tentara mereka dimutilasi setelah dipukul hingga mati oleh pasukan Tiongkok dalam pertempuran di perbatasan Himalaya beberapa waktu lalu.

Sedikitnya 20 orang India tewas dalam baku hantam yang terjdi pada Senin, 15 Juni 2020 malam, peristiwa ini adalah konflik mematikan pertama yang melibatkan dua negara pemilik senjata nuklir di Asia itu sejak 1975.

Sementara, Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya juga terdapat 43 korban, tetapi otoritas negeri tirai bambu itu tidak menjelaskan secara rinci apakah terdapat diantara orang-orang mereka tewas dalam pertempuran sengit di Lembang Galwan, Ladakh itu.

Baca Juga: Astronout NASA Temukan Pusaran Misterius di Pasifik Selatan, Warganet Kaitkan dengan Monster Laut

Orang-orang India saat ini mengklaim bahwa setelah tentara mereka dihajar dengan pentungan kayu berpaku, tentara Tiongkok memutilasi mayat mereka.

Selain itu, pemerintah negeri anak benua juga mengungkapkan kayu-kayu balok yang dipasangi paku yang digunakan tentara Tiongkok dalam perseteruan yang berlangsung di kawasan Himalaya itu.

Tidak ada peluru yang ditembakkan dalam peperangan tersebut, hal itu sesuai perjanjian damai yang melarang senjara api dalam jarak 2 kilometer dari Line of Actual Control (LAC), garis yang ditaris ke lembang setinggi 17.000 kaki setelah kekalahan India dalam perang Sino-India 1962.

Baca Juga: Mirip N95, Masker USB Buatan Israel Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona

Menanggapi klaim Tiongkok atas Lembah Galwan saat ini Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava mengatakan bahwa dirinya ingin situasi ini diselesaikan secara bertanggung jawab.

“Membuat klaim yang berlebihan dan tidak berdasar, jelas bertentangan dengan kesepakatan ini,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Daily Mail Jumat, 19 Juni 2020.

Situasi ini telah menjadi titk kemarahan yang membara di pihak India, India Today melaporkan bahwa ketika pasukan India juga terus menekan Perdana Menteri Narendra Modi untuk melakukan pembalasan.

Baca Juga: WHO Prediksi 2 Milyar Dosis Vaksin Virus Corona Siap Diproduksi Tahun 2021

Kedua pihak saling menuduh memicu bentrokan antara pasukan mereka di lembah, bagian dari wilayah Ladakh yang disengketakan di sepanjang perbatasan Himalaya.

Laporan-laporan media mengatakan perwira senior militer dari kedua belah pihak bertemu pada hari Rabu untuk meredakan situasi, tetapi tidak ada konfirmasi dari kedua belah pihak.

Para prajurit India termasuk seorang kolonel, meninggal karena cedera parah dan paparan suhu di bawah nol daerah itu, menurut para pejabat.

Baca Juga: Banyak Mahasiswa Alami Kendala Finansial, Nadiem Makarim Keluarkan Kebijakan Keringanan UKT

Bentrokan antara tentara India pasukan Tiongkok yang meletus pada Senin lalu adalah perkelahian kecil yang berubah menjadi pertempuran skala penuh di atas garis punggungan di atas Sungai Galwan.

Banyak orang dilaporkan tewas setelah terjun ke perairan gletser yang sangat dingin di bawah lembah itu.

“Mereka (tentara) meluncur dengan cepat (ke sungai geltser) seperti benda yang jatuh bebas,” ujar salah satu sumber kepada AFP.

Baca Juga: Meski Didesak Oleh WHO, Arab Saudi Tetap Setujui Penggunaan Dexamethasone Untuk Obati Pasien Corona

Pemeriksaan postmortem pada sejumlah jenazah tentara India menunjukkan bahwa alasan utama kematian mereka adalah karena tenggelam.

“Dan sepertinya mereka jatuh dari ketinggian ke dalam air karena cedera kepala,” terang seorang pejabat kepada AFP.

Diantara yang tewas adalah Kolonel B Santosh Babu, Komandan 16 resimen Bihar.

Baca Juga: Hukum Bandar Narkoba dengan TPPU, Polisi: Kami Akan Miskinkan Mereka

Sebelum kematiannya, sang kolonel sempat pergi ke seberang perbatasan untuk bertemu dengan komandan Tentara Tiongkok.

Dirinya berniat untuk berunding dan membahas bersama upaya untuk mengakhiri ketegangan kedua belah pihak belakangan ini.

Akan tetapi, pria berusia 37 tahun itu malah terluka parah bersama seorang prajurit lainnya ketika pasukan komunis Tiongkok mengambil batang besi dan melemparkan batu yang terbungkus kawat berduri di ke arah dua prajurit India itu.

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan RUU HIP Ubah Sila Pertama Pancasila Jadi 'Ketuhanan yang Berkebudayaan'

Berselang sekitar 40 menit setelah delegasi Kolonel Babu diserang, unit India yang sama—kali ini dipimpin oleh seorang berpangkat mayor—kembali mengadakan konfrontasi dengan orang Tiongkok di perkemahan mereka.

Orang-orang India menyerang pos terdepan Tiongkok dengan penuh kemarahan dan, menurut catatan mereka, melukai sekitar 60 tentara Tiongkok.

Bentrokan tersebut terjadi di lembah sungai Galwan dan berlangsung lebih dari tiga jam, meskipun ada upaya yang dilakukan seorang brigadir Tiongkok untuk mengibarkan bendera putih.

Baca Juga: Tak Hanya di Ruang Angkasa, Astronaut Wanita Pertama Sukses Jadi Penyelam Terdalam di Dunia

Senjata seperti pentungan kayu dan bebatuan banyak digunakan dalam pertempuran tersebut, sehingga banyak pasukan dikatakan menderita luka kepala yang parah.

Pada saat pertempuran mereda setelah tengah malam, banyak dari orang-orang yang jatuh ke sungai meninggal karena hipotermia (kedinginan).

Pencarian dan pengumpulan sebagian jenazah baru dilakukan saat matahari terbit.

Baca Juga: 22 Pedagang Dinyatakan Reaktif Virus Corona, Aktivitas Pasar di Kabupaten Malang Tidak Ditutup

Sementara, enam tentara India lainnya sampai hari ini masih dilaporkan hilang.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler