AS Membeli Hampir Seluruh Persediaan Calon Vaksin Virus Corona Dunia

1 Juli 2020, 11:28 WIB
ILUSTRASI. Pengembangan remdesivir di Gilead Sciences.* /ANTARA/

PR BEKASI - Amerika Serikat (AS) membeli hampir seluruh persediaan salah satu calon vaksin potensial untuk penawar virus corona atau Covid-19.

Remdesivir yang sebelumnya dipakai untuk mengobati Ebola, kini obat tersebut juga telah digunakan untuk membantu mempercepat pemulihan pasien virus corona.

Remdesivir ini secara eksklusif diproduksi langsung oleh raksasa farmasi Gilead Sciences.

Baca Juga: Kakek Pensiunan 70 Tahun, Pasang 64 Ponsel di Sepeda demi Tangkap Pokemon di Kotanya

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Independent Rabu,1 Juli 2020 Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HSS) telah mengumumkan telah membeli lebih dari 500.000 dosis obat.

Jumlah tersebut setara dengan seluruh produksi Gilead untuk bulan Juli, serta 90 persen dari produksinya pada Agustus dan September.

Keputusan AS untuk menimbun obat itu berarti berpotensi terdapat sedikit persediaan obat di seluruh dunia selama beberapa bulan ke depan selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Polisi Selidiki Rumah Sakit Tempat Diduga Puluhan Ibu dan Bayi Meninggal Akibat Malapraktik

Sekretaris HSS Alex Azar memuji langkah yang diambil AS dan mengatakan bahwa Donald Trump telah mencapai 'kesepakatan luar biasa'.

"Sebisa mungkin, kami ingin memastikan setiap pasien Amerika yang membutuhkan remdesivir bisa memperolehnya," kata Azar.

"Administrasi Trump melakukan segala kemampuan kami untuk mempelajari lebih lanjut mengenai terapi penyembuhan pasien Covid-19 dan mengamankan akses ke opsi ini untuk rakyat Amerika," sambung Alex Azar.

Baca Juga: 409 Pekerja Indonesia Ilegal Dipulangkan dari Malaysia

Meskipun kemampuannya untuk mempersingkat waktu pemulihan beberapa pasien virus corona, remdesivir belum secara signifikan meningkatkan peluang individu untuk selamat dari virus tersebut.

Di samping itu, awal bulan ini para peneliti di University of Oxford mengumumkan steroid dexamethasone telah ditemukan dalam studi untuk mengurangi risiko kematian pada pasien virus corona dengan komplikasi pernapasan parah.

Para ilmuwan yang bekerja pada uji coba vaksin menemukan bahwa itu dapat bermanfaat bagi pasien dengan ventilator atau oksigen, tetapi tidak berpengaruh pada mereka yang tidak membutuhkan bantuan pernapasan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler