Wanita Korea Tak Lagi Anggap Merawat Anak dan Orang Tua Hal Penting, Termasuk Pernikahan

28 Februari 2023, 14:14 WIB
ilustrasi wanita Korea, anggapan pernikahan dan merawat orang tua dan anak telah berbeda dari zaman dulu. /pixabay/김경복 /

PATRIOT BEKASI - Menurut survei di Korea Selatan dilaporkan bahwa, lebih dari separuh wanita di sana beranggapan kalau pernikahan dan persalinan bukan hal penting dalam kehidupan mereka.

Persepsi tersebut menunjukkan tren yang berkembang pada wanita Korea Selatan, di mana mereka menentang ekspektasi peran gender tradisional dalam masyarakat negeri ginseng.

Dari hasil survei yang dilakukan Asosiasi Korea untuk Kajian Kesejahteraan Sosial, hanya empat persen responden wanita saja yang menyebut pernikahan dan melahirkan adalah sesuatu yang 'wajib'.

Kemudian diikuti dengan 12,9 persen responden pria yang memberikan jawaban serupa.

Baca Juga: Bucin Akut! Ini Alasan Lee Seung Gi Ambil Resiko Menikah dengan Lee Da In

Survei ini dilakukan pada 281 pria dan wanita lajang dengan rentang usia antara 20 hingga 34 tahun, rasio wanita yang berpartisipasi adalah 45 persen.

Selain itu, dalam studi ini juga menunjukkan kalau persepsi responden akan masyarakat Korean berhubungan dengan pandangan mereka tentang pentingnya pernikahan dan kelahiran.

Responden yang memuji kualitas hidup dan masyarakat mereka cenderung berpikir pernikahan dan melahirkan adalah 'penting, menurut studi tersebut dalam analisis survei.

Hal ini menyiratkan kalau responden yang memiliki kepercayaan sosial yang lebih tinggi dan yang percaya bahwa komunitas tempat mereka tinggal mampu memberikan lebih banyak kesempatan dan kesetaraan cenderung memandang pernikahan dan persalinan sebagai pilihan yang menarik.

Baca Juga: One Piece: 7 Pedang Terkuat Milik Roronoa Zoro hingga yang Sekarang, Simak Urutannya

Pada hasil studi terpisah, hasil juga menunjukkan lebih sedikit orang, baik pria maupun wanita, yang beranggapan kalau membantu dan merawat orang tua adalah tugas wajib seorang anak.

Korea Institute for Health and Social Affairs membagikan survei yang diambil antara bulan Maret dan Juli 2022 pada total 7.865 rumah tangga.

Hasilnya mengungkapkan penurunan dari 52,6 persen pada 15 tahun lalu, kini ada 21 persen responden yang menyatakan anak-anak harus tinggal bersama orang tua dan merawat mereka.

Lebih lanjut, penurunan juga terlihat selama 15 tahun ini pada hasil survei mengenai anak kecil harus diasuh ibunya di rumah.

Baca Juga: Pemprov NTT Mulai Berlakukan Aturan Baru, Anak SMA Masuk Sekolah Pukul Lima Pagi

Pada 2007 hasil responden terkait ibu harus mengurus anaknya menghasilkan 64,7 persen, tapi di 2022 hanya 39,6 persen.

Berbeda dari masa lalu, saat keluarga memiliki beban pikulan di pundak untuk menghidupi dan merawat orang tua serta anak mereka.

Dari hasil laporan ini mengungkapkan pandangan bahwa masyarakat dan negara lan yang bertanggung jawab mengurus kelompok-kelompok tersebut.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Korea Herald

Tags

Terkini

Terpopuler