Ledakan Besar Beirut 'Guncang' Dunia, Pemimpin Negara Kirim Pesan Duka #PrayforLebanon

5 Agustus 2020, 12:15 WIB
Seorang pria membawa seorang gadis yang terluka saat berjalan melewati puing-puing di distrik Achrafiyeh di pusat ibu kota Lebanon, Beirut pada 4 Agustus 2020, menyusul ledakan di pelabuhan utama. /MARWAN TAHTAH/AFP

PR BEKASI - Ledakan 'Hiroshima dan Nagasaki' versi Lebanon memporak-porandakan kota pelabuhan di tepi ibu kota Beirut pada Selasa, 4 Agustus 2020 waktu setempat.

Selain menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung di sana, 78 orang tewas dan lebih dari 3.000 luka-luka dilaporkan menjadi korban dari ledakan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Lebanon Mohammed Fahmi mengatakan kepada stasiun TV lokal bahwa ledakan itu disebabkan oleh peledakan lebih dari 2.700 ton amonium nitrat yang telah disimpan di sebuah gudang di dermaga sejak disita dari sebuah kapal kargo pada tahun 2014.

Baca Juga: Foto Jokowi yang Tidak Bermasker Saat Ratas Mengundang Penasaran, Ini Klarifikasi Istana 

Ledakan itu juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana Lebanon akan terus mengimpor hampir semua barang vitalnya dengan pelabuhan utamanya yang hancur.

Dunia pun berduka dan mengirimkan ucapan belasungkawanya atas kejadian 'mengerikan' yang terjadi di Lebanon tersebut.

Dukungan datang dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan siap membantu Lebanon. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pun ikut menyampaikan rasa belasungkawa terdalamnya.

"Tim kami di Beirut telah melaporkan kepada saya kerusakan parah pada sebuah kota dan orang-orang yang saya sayangi, sebuah tantangan tambahan di masa krisis yang sudah dalam," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan tertulis.

Baca Juga: Polisi Tangkap Dua Kurir Narkoba yang Sembunyikan 160 Kilogram Ganja di Buku LKS 

Pada awal konferensi pers Gedung Putih tentang virus corona, Trump mengatakan ledakan itu "tampak seperti serangan yang mengerikan."

Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah dia yakin itu adalah serangan, Trump berkata, "Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa itu adalah serangan."

Tetapi salah satu pakar bom top Israel, Boaz Hayoun, mengatakan kembang api bisa menjadi faktor pemicu ledakan besar.

"Sebelum ledakan besar, di tengah-tengah api, Anda dapat melihat bunga api, Anda dapat mendengar suara seperti popcorn dan Anda dapat mendengar pluit," kata Hayoun, pemilik Tamar Group, yang bekerja sama erat dengan pemerintah Israel pada masalah keselamatan dan sertifikasi yang melibatkan bahan peledak.

"Ini adalah perilaku kembang api yang sangat spesifik," sambungnya.

Baca Juga: Partai Gerindra Resmi Usung Pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa pada Pilkada Solo 2020 

Ledakan seperti ini sering meletus selama perang saudara di Lebanon. Ledakan ini pun terjadi hanya tiga hari sebelum pengadilan yang didukung PBB ditetapkan untuk memberikan putusannya dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri dalam sebuah bom truk lebih dari 15 tahun yang lalu.

Ledakan itu, dengan satu ton bahan peledak, terasa berkilo-kilometer jauhnya, bahkan sampai negara Siprus yang berjarak lebih dari 200 kilometer.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam twitnya bahwa negaranya akan mengirim bantuan. Begitupun menteri luar negeri Prancis.

"Kementerian Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan. Iran, pelindung Hizbullah, juga mengatakan siap membantu. Tetap kuat, Lebanon," kata menteri luar negerinya, Javad Zarif.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler