Kurangi Ketergantungan China, Amerika Serikat dan Jepang Sepakat Jalin Kerja Sama Bidang Teknologi

28 Mei 2023, 13:46 WIB
Amerika Serikat dan Jepang menjalin kerja sama dalam bidang teknologi untuk mengurangi ketergantunhan China. /

PATRIOT BEKASI - Amerika Serikat dan Jepang akan memperdalam kerja sama dalam penelitian dan pengembangan chip canggih dan teknologi lainnya, dari kedua sekutu yang memperkuat hubungan di bidang semikonduktor.

Sebagaimana tim PatriotBekasi-PikiranRakyat.com dari Reuters, langkah tersebut, yang juga mencakup kolaborasi dalam komputasi kuantum dan diskusi tentang kecerdasan buatan, diambil lantaran
Amerika Serikat dan Jepang hendak mengurangi ketergantungan China.

Kedua negara tersebut bekerja sama untuk memperluas pembuatan chip dan mengamankan komponen canggih yang penting untuk pertumbuhan ekonomi.

Amerika Serikat, Jepang, dan anggota lain, dari Kelompok G7 negara-negara maju pada pekan lalu sepakat untuk "menghilangkan risiko", tetapi tidak memisahkan diri dari China.

Baca Juga: China Minta Israel Hentikan Pembangunan Ilegal di Wilayah Palestina

Dalam pernyataan bersama, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama antara pusat penelitian dan pengembangan, seiring mereka memetakan kolaborasi teknologi masa depan.

Pernyataan itu muncul setelah Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura bertemu di Detroit dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.

Baik Amerika Serikat dan Jepang menyepakati kerja sama untuk saling mengidentifikasi serta menyelesaikan konsentrasi produksi geografis.

Di mana permasalahan tersebut telah merusak ketahanan rantai pasokan semikonduktor.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Cimahi Populer 2023 yang Memiliki Spot Foto Melimpah, Cek Lokasi dan Harga Tiketnya di Sini

Mereka juga berkomitmen untuk memperkuat rantai pasokan dengan berkolaborasi dengan negara-negara berkembang.

Jepang sendiri telah mendirikan perusahaan pembuat chip baru, Rapidus, yang bekerja sama dengan International Business Machines Corp (IBM).

Pendirian tersebut bertujuan mengembangkan semikonduktor Artificial Intelligence, dan menawarkan subsidi kepada pembuat memori AS Micron Technology Inc (MU.O) sehingga dapat memperluas produksi di sana.

Selain itu Jepang, bersama dengan Belanda, juga setuju untuk menyesuaikan kontrol ekspor AS yang akan membatasi penjualan beberapa alat pembuat chip ke China.

Seperti kita ketahui beberapa peralatan elektronik dan smartphone China mendominasi di pasar Global.

Baca Juga: Wow Bekasi Punya Wisata Kuliner Khas Jogja dan Bali? Review Angkringan Tepi Sawah Setu yang Menarik Dikunjungi

Untuk pasar smartphone sendiri hanya dua negara yang dapat bersaing di pasar Global atas dominasi China yaitu Korea Selatan (Samsung) dan Amerika Serikat (Apple).

****

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler