Pemimpin Hamas dan Hizbullah Bertemu, Bahas Hubungan Arab-Israel dan Isu Palestina

7 September 2020, 11:29 WIB
Petinggi Hamas, Ismail Haniya (kiri) dan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah (kanan) bertemu di Lebanon untuk membahas hubungan Arab-Israel. /AP/Ariel Schalit /

 

PR BEKASI - Hizbullah Lebanon dan Hamas Palestina bertemu untuk membahas normalisasi diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab pada Minggu, 7 September 2020.

Petinggi Hamas, Ismail Haniya disambut sebagai pahlawan di Ain al-Helweh, kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon.

Televisi Al-Manar yang dikelola Hizbullah melaporkan sebelumnya bahwa Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah yang didukung Iran, dan Haniya menekankan stabilitas dari poros perlawanan terhadap Israel.

Baca Juga: Cek Fakta: Ridwan Saidi Raih Penghargaan dari Jokowi

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, mereka membahas perkembangan politik dan militer di Palestina, Lebanon, dan kawasan bahaya bagi perjuangan Palestina, termasuk rencana Arab untuk normalisasi dengan Israel.

Pertemuan itu dilakukan setelah Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) telah sepakat untuk menormalisasi hubungan pada 13 Agustus lalu .

Sementara, upaya diplomatik yang didukung Amerika Serikat bertujuan untuk meningkatkan aliansi melawan Iran.

Baca Juga: Menikah di Masa Pandemi, Kemenko PMK Adakan Bimbingan Perkawinan dan Ekonomi secara Daring

Palestina menyatakan kesepakatan tersebut telah menikam Palestina dari belakang karena mereka tetap di bawah pendudukan dan tidak memiliki negara sendiri.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang dalam pembicaraan dengan para pemimpin Arab dan Muslim lainnya mengenai normalisasi hubungan menyusul kesepakatan dengan UEA, serta beberapa dekade lalu dengan Mesir dan Yordania.

Haniya tiba di Lebanon pada Rabu, 2 September 2020 lalu, pada kunjungan pertamanya ke negara itu dalam hampir 30 tahun, untuk pembicaraan langsung dan video call dengan kelompok-kelompok Palestina lainnya yang menentang inisiatif diplomatik Israel.

Baca Juga: Laksanakan Pemilihan Ketua Baru, PPI Diminta Perkuat Peran sebagai Bagian dari Diplomasi

Haniya, yang mengepalai biro politik Hamas, gerakan yang mengontrol Jalur Gaza, tiba di Ain al-Helweh di bawah perlindungan anggota Hamas dan penjaga kamp.

Di hadapan ratusan orang yang bersorak-sorai di Ain al-Helweh, Haniya memuji kapasitas militer gerakannya dan mengabaikan kesepakatan normalisasi UEA-Israel.

"Belum lama ini, roket kami hanya sampai beberapa meter dari perbatasan Gaza. Saat ini, perlawanan di Gaza memiliki roket yang dapat mencapai Tel Aviv dan luar Tel Aviv," katanya.

Baca Juga: Masih Terdampar di India, 69 Nelayan Indonesia Minta Bantuan Pemerintah Indonesia

Adapun normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab, yang menurut Haniya tidak mewakili rakyat, baik hati nurani, sejarah, maupun warisan mereka.

Militer Israel dalam beberapa pekan terakhir menyerang Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.

Israel juga meluncurkan serangan udara di Suriah terhadap Hizbullah dan pejuang pro-Iran lainnya yang bertempur di pihak rezim Presiden Bashar al-Assad.

Baca Juga: Fakta Atau Hoaks: Benarkah Aplikasi TikTok Sebenarnya Milik PKI?

Nasrallah telah tinggal di lokasi rahasia sejak perang Hizbullah tahun 2006 melawan Israel, sejak saat itu ia jarang muncul di depan umum.

Dalam sebuah pengakuannya, ia mengatakan pada tahun 2014 bahwa sering berpindah tempat tinggal.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler