Sebut Maaf Kim Jong Un Tak Tulus, Korsel Tuntut Korut Selidiki Kasus Penembakan di Perbatasan

26 September 2020, 14:41 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. /Reuters/reuters

PR BEKASI - Korea Selatan (Korsel) pada Sabtu, 26 September 2020 akan menuntut Korea Utara (Korut) untuk menyelidiki lebih lanjut kasus penembakan terhadap seorang pejabat pemerintah Korsel yang hilang di dekat perbatasan laut kedua negara pekan lalu.

Setelah pertemuan Dewan Keamanan Nasional, kantor kepresidenan Korsel mengatakan akan menyerukan penyelidikan bersama atas kasus tersebut dengan Korut jika diperlukan, dengan mengatakan ada perbedaan dalam laporan insiden tersebut dari kedua belah pihak.

Pejabat perikanan itu ditembak oleh pasukan Korut pada Selasa, 22 September 2020 dalam pembunuhan yang memicu kemarahan masyarakat Korsel tersebut.

Baca Juga: Lempeng di Selatan Jawa Bergerak 6 Sampai 7 cm per Tahun, BMKG: Pergerakan Seperti Itu Tak Terasa

Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un langsung meminta maaf terkait kejadian tersebut, sesuatu yang jarang dilakukan oleh pemimpin Korut sebelumnya.

"Saya sangat menyesali terjadinya insiden yang tidak terduga dan tidak menguntungkan ini," kata Kim dalam sebuah pesan yang dikirim oleh Departemen Front Bersatu Pyongyang, sebuah badan pemerintah Korut yang bertanggung jawab atas hubungan antar Korea, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera.

Militer Korsel mengatakan pada Kamis, 24 September 2020 bahwa tentara Korut membunuh pria itu, menyiram tubuhnya dengan bahan bakar dan membakarnya di dekat perbatasan laut.

Baca Juga: Layaknya Film Horor, Puluhan Kepiting Raksasa Kelaparan Serbu Perkemahan

Namun, pemerintah Korut mengatakan tentaranya menembak penyusup ilegal dan membantah telah membakar tubuhnya.

Pyongyang mengatakan kesahalan dilakukan oleh pejabat Korsel tersebut, dirinya menolak menjawab pertanyaan ketika ditanya tujuannya dan berusaha melarikan diri sebelum pasukan Korut menembak dia.

"Kami telah memutuskan untuk meminta Korut untuk melakukan penyelidikan tambahan dan juga meminta penyelidikan bersama dengan Korut jika diperlukan," kata Gedung Biru (Istana Kepresidenan Korsel) dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.

Baca Juga: Samsung Luncurkan Galaxy Z Fold2 dengan Design Elegan dan Ramping

Dikatakan, Korsel juga akan dengan cepat mengambil tindakan untuk memperkuat pengawasan di perairan lepas pantai barat negara itu untuk mencegah insiden serupa.

Penjaga pantai Korsel mengerahkan puluhan kapal dan ratusan petugas di perairan dekat perbatasan laut barat pada Sabtu untuk mencari jenazah pejabat tersebut.

Media pemerintah Korut sendiri belum mempublikasikan insiden tersebut dan permintaan maaf Kim.

Baca Juga: Dinasti Politik Berpotensi Adanya Penyalahgunaan Wewenang, Bawaslu: Jika Terbukti, Ada Sanksi Pidana

Anggota partai oposisi Korsel mengatakan pada hari Sabtu bahwa permintaan maaf Kim tidak tulus dan bahwa kasus tersebut harus dikirim ke Pengadilan Kriminal Internasional dan Dewan Keamanan PBB.

Pemerintahan Presiden Korsel, Moon Jae-in menghadapi tekanan politik yang intens atas bagaimana mereka menanggapi insiden tersebut, yang bertepatan dengan dorongan baru oleh presiden untuk terlibat dengan Pyongyang.

Kritikus menuduh Moon gagal menyelamatkan nyawa warganya dan bersikap lunak terhadap Korut, dengan mengatakan militer tidak berusaha menyelamatkannya meskipun melihatnya enam jam sebelum pejabat tersebut ditembak mati.

Baca Juga: Febri Diansyah Mundur Usai Temukan Hal 'Aneh' di KPK, Novel Baswedan: Bukti Pemerintah Tidak Serius

Pejabat pemerintah itu dilaporkan hilang saat bertugas di kapal perikanan dekat pulau Yeonpyeong dekat perbatasan laut kedua negara.

Militer Korsel mengatakan pria itu tampaknya berusaha untuk membelot ke Korea Utara, tetapi saudaranya membantah klaim tersebut, mengatakan bahwa dia pasti mengalami kecelakaan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler