Tanggapi Tuduhan Covid-19 Buatan Tiongkok, dr. Tirta: Itu Dampak Konflik Politik Donald Trump vs WHO

20 Oktober 2020, 11:07 WIB
dr. Tirta Mandira Hudhi /Instagram/dr.tirta

PR BEKASI - Virus corona atau Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok pada awal Desember 2019 lalu.

Dan kini, Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia dan menginfeksi jutaan orang di dunia, hingga menyebabkan banyak kematian yang terjadi akibat virus tersebut.

Salah satu negara yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi di dunia adalah Amerika Serikat (AS) yang kini sudah mencapai 8.19 juta kasus Covid-19, dengan jumlah kematian 220.000 orang.

Baca Juga: Bersiap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021, Jokowi Minta Laporan Kesiapan Stadion Sepak Bola

Akibatnya, AS pun sempat menuding bahwa Covid-19 sengaja dibuat dan disebar luaskan oleh Tiongkok.

Menanggapi sejumlah isu yang beredar di masyarakat tentang Covid-19, aktivis kesehatan sekaligus relawan Covid-19 Tirta Mandira Hudhi alias dr. Tirta pun angkat bicara.

Menurut dr. Tirta, isu yang menyebutkan bahwa Covid-19 adalah dampak dari politik Donald Trump dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021, Jokowi Imbau Jajarannya Lakukan Persiapan Termasuk Prokes

Seperti yang diketahui, pada April lalu, Donald Trump menghentikan pemberian dana pada WHO, karena menurutnya WHO telah gagal dalam menangani pandemi Covid-19.

"Issue Covid buatan Tiongkok, itu dampak clash politik Trump vs WHO, yang akhirnya viral di media. Kenapa Trump slek sama WHO? Karena keterkaitan dia tentang Pilpres US," kata dr. Tirta melalui akun Instagran miliknya, Minggu, 18 Oktober 2020

Menurut dr. Tirta, sejauh ini belum ada bukti yang jelas terkait Covid-19 dibuat di Tiongkok.

Baca Juga: Diduga Melakukan Penghasutan dan Provoksi Demo Anarkistis, Tujuh Admin Medsos Dibekuk Polisi

"Dari ilmiah, sejauh ini belum ada bukti virus itu dibuat di Tiongkok. Malah Tiongkok menuduh sebaliknya US yang buat," kata dr. Tirta.

Sementara terkait isu vaksin, dr. Tirta berharap isu tersebut akan mereda setelah ada SOP (Standar Operasional Prosedur) dan penjelasan penelitiannya.

"Issu vaksin tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga di US. Para ilmuwan di US menekan produsen vaksin agar mengeluarkan SOP dan penjelasan penelitiannya. Akhirnya issue mereda, harapannya di Indonesia bisa seperti itu," tutur dr. Tirta.

Baca Juga: Donald Trump Mengaku Akan Tinggalkan Amerika Serikat Jika Kalah dari Joe Biden

dr. Tirta mengungkapkan, tujuan Indonesia secure dose (dosis aman) itu ibarat PO (Pre Order) vaksin. Jadi PO dulu, sambil menunggu vaksin jadi. Dan biasanya, kalau lulus uji tahap 3, itu berarti hasilnya memuaskan hingga mencapai 85 persen.

Dirinya juga mengatakan, tiga vaksin yang diimpor dari Tiongkok saat ini, masih menjalani penelitian uji klinis tahap 3, dan hanya bisa digunakan untuk tenaga kesehatan.

"Baik Cansino, Sunovac, Sinopharm yang dipakai oleh Indo, masih menjalani penelitian uji klinis tahap 3, hanya bisa digunakan dalam keadaan emergency untuk nakes, sambil nunggu status Interim EUA. Khusus Cansino, hasilnya masih 50 % dan membutuhkan penelitian lebih lanjut," katanya.

Baca Juga: Geram dengan Jokowi yang Tolak Mentah-mentah Usulan MUI, Rocky Gerung: Ma'ruf Amin Pasti Kesel Tuh

Oleh karena itu, dr. Tirta meminta pemerintah agar mengedukasi masyarakat tentang apa itu vaksin, agar masyarakat tidak mengabaikan masalah pandemi Covid-19, hingga melupakan protokol kesehatan.

"Jangan sampai rakyat menganggap sudah selesai, dan diberi rasa keamanan palsu dan melupakan protokol," kata dr. Tirta.

dr. Tirta jugu meminta, pemerintah harus menjamin efektivitas dan keamanan vaksin Covid-19, sebelum memberikan dan mewajibkan vaksin ke masyarakat.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler