Jagokan Donald Trump Menang Lagi, Mardigu Wowiek Bocorkan Rekor Tertinggi yang Diraih AS Saat Ini

26 Oktober 2020, 21:07 WIB
Mardigu WP sebut strategi Trump berhasil "Make America Great Again". /Instagram mardiguwp

PR BEKASI - Debat terakhir calon presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Joe Biden yang dilaksanakan pada 22 Oktober lalu telah menuai pro dan kontra dari setiap elemen masyarakat di seluruh dunia.

Debat final tersebut juga mendapat perhatian dari pengamat teroris dan pengusaha kaya Indonesia Mardigu Wowiek Prasantyo atau biasa disapa Bossman Mardigu.

Menurutnya, terdapat perbedaan diksi yang membuat Donald Trump unggul dari debat yang disampaikan kedua presiden tersebut.

Baca Juga: Perdagangan Dunia Merosot Karena Covid-19, Fahri Hamzah: Jokowi Harusnya Menoleh ke Laut 

"Perhatikan perbedaan narasi Trump dan Biden dalam debat terakhir di dalam debat Pilpres terakhir ini. Trump mengatakan we have atau we are (kita harus/musti) sedangkan Biden memilih kata we will atau is going to (kita akan), Biden itu 42 tahun politikus karier dan 8 tahun sebagai Vice President (Wakil Presiden), sedangkan Trump baru 42 bulan jadi presiden," ucapnya.

Menurutnya diksi yang dipakai Biden dalam berdebat menggunakan we have bukan we will atau going to, pantas saja kata Mardigu WP, Biden disebut sleepy Joe.

Empat tahun yang lalu pada pemilihan raya tahun 2016 Trump kalah tipis di popular vote oleh Hillary Clinton, namun di electoral vote menang telak 60 persen lebih memilih Trump, jadilah Trump presiden Amerika yang ke 45.

Menurut Mardigu WP, Trump akan terpilih menjadi presiden Amerika selanjutnya dengan satu alasan kuat.

Baca Juga: Jelang Peringati Hari Pahlawan 10 November, Megawati Soekarnoputri Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional 

"Pengumuman Q3 atau Quartal 3 akan pertumbuhan GDP nasional Amerika naik 30 persen perkiraannya," ucapnya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com Senin, 26 Oktober 2020.

Hal tersebut menurutnya, menimbulkan reaksi baru di publik yaitu euforia. Mardigu Wowiek menyatakan bahwa Trump memang terbukti memajukan Amerika.

"Trump berhasilkan mengecilkan peran globalist cabal (komplotan rahasia), cross border multinational company milik Amerika berjaya di mana-mana di seluruh dunia, menguatkan retail manufaktur dalam negeri yang dulu apa-apa made in china menjadi produksi dalam negeri," tegasnya.

Mardigu WP sebut strategi Trump berhasil untuk merealisasikan slogan kampanye presidennya pada 2016 yaitu "Make America Great Again."

Baca Juga: Perdagangan Dunia Merosot Karena Covid-19, Fahri Hamzah: Jokowi Harusnya Menoleh ke Laut 

"Trump berhasil!, gaya Trump yang proteksionis, anti foreign direct investment (FDI) dan mendukung domestic direct invesment (DDI) juga dollar go home dan quantitative easing, uang mudah dengan printing money membuktikan hasilnya selama pandemi Covid-19 kemarin," ucapnya.

Menurutnya, Trump berhasil melakukan banyak manuver ekonomi, di sisi lain kata Mardigu WP, Tiongkok di Q3 juga naik GDPnya di atas 4.5 persen. Keduanya positif hasilnya baik di sisi Amerika dan sisi Tiongkok.

"Itulah kenapa keduanya main rubber set untuk perang dagang ini, positif kok di rekening masing-masing keduanya! Tiongkok memajukan ekonominya dan tidak juga menarget asing masuk ke Tiongkok, mana ada FDI di Tiongkok sebagai solusi ekonomi yang kontraksi karena Covid," tuturnya.

Baca Juga: Ketua DPW PPP Sebut Wajar Sandiaga Uno Dilirik, Sebab Dianggap Punya Kepedulian Terhadap Umat

"E-RMB dengan finansial strategi Tiongkok lainnya itu yang dimainkan Trump dengan geopolitik dan proteksionisme untuk meningkatkan ekonomi Amerika, Tiongkok dengan financial strategi meningkatkan ekonomi mainland, keren keduanya," ucapnya menambahkan.

Mardigu WP juga memuji kedua negara tersebut, karena tanpa uang asing, tanpa investasi asing, tanpa mesin asing, tanpa orang asing, "Tetapi tetap ambil sumber daya negara lain yang mau dikadalin mereka," ucapnya. Itu rumus makmur kedua negara tersebut.

Kembali ke informasi di awal, Mardigu WP menyebutkan, Trump yang baru 42 bulan menjadi abdi masyarakat, GDP naik rekor tertinggi sejak pasca-perang dunia kedua dalam ekonomi Amerika. Begitu juga naiknya nilai transaksi Wall Street lebih dari 20 persen dalam 4 tahun ini.

"Karena itu saya tetap pegang Trump, 14 agendanya trump jika dijalankan, ambyar Washington Consensus, OBOR, IMF jadi less important, lembaga multilateral dunia menjadi less important. Dia ini game changer banget itu Trump," tutupnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler