Joe Biden Jadi Presiden AS, Kekalahan Donald Trump Jadi Kebahagiaan Rakyat Palestina

8 November 2020, 20:17 WIB
Warga Palestina merayakan kesepakatan Hamas dan Fatah yang akan menyelenggarakan pemilu di Palestina setelah 15 tahun lamanya. /Anadolu/

PR BEKASI - Donald Trump harus mau tidak mau haru menerima kekalahan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat 2020.

Kepergian Donald Trump dari Gedung Putih dianggap akan melegakan rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel, kata para pemimpin Palestina.

Utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath, mengatakan bahwa Amerika di bawah kepemimpinan Donald Trump adalah yang terburuk bagi rakyat Palestina.

Baca Juga: Beberkan Tantangan Berat Partai Masyumi, Refly Harun: Tidak Lolos Pemilu 2024, Akan Tinggal Kenangan

"Bagi kami, ini sebuah keuntungan dari lengsernya Trump. Namun, kami tidak memperkirakan akan ada perubahan strategis yang esensial dalam sikap Amerika terhadap perjuangan Palestina," kata Nabil Shaath, sebagaimana diktuip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Minggu, 8 November 2020.

Anggota senior Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, menyerukan penyesuaian ulang dari AS.

Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina (PNI), Mustafa Barghouti, merasa senang dengan hasil pemilu AS.

Baca Juga: Bawa 4 Hal dalam Prioritas Kerja 2021-2025, Indonesia Fokuskan Pembangunan Manusia di PBB

Menurutnya, Donald Trump merupakan peradaban presiden Amerika terburuk yang ditemui di zaman modern.

"Trump merusak hubungan dan politik internasional. Apa yang disebut 'Kesepakatan Abad ini' merupakan hal terburuk yang dilakukannya bagi rakyat Palestina," ujarnya.

Gerakan Mujahidin, bagian dari perlawanan Palestina, turut mengomentari hasil pemilu AS dan menyebutkan kejatuhan Trump sama dengan ambruknya seluruh sistem yang mengkhianati rakyat mereka sendiri dan Palestina.

Baca Juga: Tangkap Pasangan Mesum di TPU Kebon Nanas, Polisi: Mereka Mengaku Sudah Nikah Siri

Israel menduduki wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada 1967.

Rakyat Palestina menginginkan wilayah-wilayah itu menjadi bagian dari pembentukan negara Palestina pada masa depan.

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler