Warga Palestina Tahanan Israel Akhiri Mogok Makan Setelah 103 Hari

- 7 November 2020, 19:57 WIB
 Ilustrasi petisi untuk mengajak masyarakat Palestina menyelamatkan Maher al-Akhras, seorang warga Palestina yang melakukan aksi mogok makan semenjak ditahan oleh pihak Israel.
Ilustrasi petisi untuk mengajak masyarakat Palestina menyelamatkan Maher al-Akhras, seorang warga Palestina yang melakukan aksi mogok makan semenjak ditahan oleh pihak Israel. /Samidoun/

PR BEKASI - Seorang warga Palestina yang dipenjara oleh Israel pada Juli karena diduga menjadi anggota kelompok bersenjata telah mengakhiri aksi mogok makannya setelah 103 hari, kata istrinya.

Maher al-Akhras (49), ditangkap di dekat kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki dan dimasukkan ke dalam penahanan administratif, sebuah kebijakan yang digunakan Israel untuk menahan tersangka tanpa dakwaan.

Istrinya, Taghrid, mengatakan pada Jumat, 6 November 2020 bahwa Maher telah menghentikan aksi mogok makannya setelah 103 hari.

Baca Juga: Berusaha Kabur dari Sergapan Polisi, Dua Begal Sepeda Dihadiahi Timah Panas

Dalam percakapan telepon dari rumah sakit Kaplan di Rehovot, sebuah kota di selatan Tel Aviv tempat suaminya dirawat, dia mengatakan senang dengan keputusan suaminya tersebut.

"Saya senang dengan keputusan yang suami saya buat, tetapi saya masih prihatin mengingat kondisi medisnya yang parah," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Sabtu, 7 November 2020.

Tidak ada komentar langsung dari otoritas Israel tentang apakah mereka telah menawarkan jaminan khusus kepada Maher, yang telah berada di rumah sakit Israel yang menderita sakit jantung dan kejang, menurut istrinya.

Baca Juga: Komentari Kasus Video Asusila Mirip Gisella Anastasia, Ernest Prakasa: Salah yang Menyebarkan

Sebelumnya pada hari Jumat, Taghrid mengatakan bahwa Maher hampir meninggal dunia setelah mengalami kram parah dan sakit kepala.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x