Buntut Pemenggalan 50 Warga oleh Militan ISIS di Lapangan Terbuka, PBB Kaget Saat Turun Tangan

11 November 2020, 19:41 WIB
Ribuan orang terpaksa mengungsi dari provinsi Cabo Delgado karena peningkatan penyerangan bersenjata belakangan ini. /ICRC Afrika Selatan @ICRCSA

PR BEKASI - Kasus pemenggalan oleh para militan ISIS beberapa waktu lalu di Mozambik mengundang perhatian dunia.

Bahkan PBB pun langsung turun tangan menyelidiki tragedi mengenaskan ini, yang diketahui penyerangan militan ISIS tersebut berpusat di Cabo Delgado, Mozambik Utara.

Sejak Jumat malam minggu lalu tepatnya mulai tanggal 6 November 2020, kelompok bersenjata ini telah menyerang beberapa daerah di Mozambik dan memakan korban lebih dari 50 orang.

Baca Juga: Dikuliahkan dan Diajak Liburan ke Sumba, Raffi Ahmad Ungkap Cita-cita Besar untuk Dimas 'Ahmad'

Intensitas penyerangan di wilayah Cabo Delgado telah meningkat beberapa waktu belakangan ini, setelah di wilayah tersebut terdapat proyek gas alam asal Prancis yang bernilai miliaran dolar.

Sehingga, dapat dipastikan proyek tersebut menjadi sasaran empuk bagi para militan ISIS untuk mendapatkan sumber daya alam secara gratis jika menguasai wilayah tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, tragedi ini membuat seluruh jajaran pemerintahan di Afrika Selatan khawatir. Karena sejauh ini jejak-jejak kelompok bersenjata ISIS ini masih belum bisa ditemukan.

Pasukan keamanan di Cabo Delgado telah memerangi kelompok bersenjata ISIS ini sejak tahun 2017.

Baca Juga: Sentil Pernyataan Megawati, Fadli Zon: Yang Amburadul Itu Indonesia

Kelompok ini diketahui menyebut diri mereka al-Shabab, namun dari kabar yang beredar kelompok bersenjata ini tidak ada hubungannya dengan kelompok-kelompok bersenjata lainnya di Somalia.

Terhitung sejak 2017, penyerangan militan ISIS ini telah menewaskan lebih dari 2,000 orang dan kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.

Sementara penyerangan yang dilakukan oleh militan di ISIS di Cabo Delgado juga telah memicu krisis kemanusiaan, lebih dari 300.000 orang terlantar tidak memiliki tempat tinggal, dan 712.000 orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Pada bulan September lalu, Amnesty International menuduh ada oknum dari tentara Mozambik yang bekerja sama dengan militan ISIS, namun oleh Menhan tuduhan tersebut mereka tolak dengan mengatakan bahwa itu adalah militan ISIS yang menyamar sebagai tentara.

Baca Juga: Lantaran Cemburu, Suami Tega Bunuh Istri yang Tengah Hamil dengan Minuman Oplosan

Tentu tragedi ini ditambah dengan intensitas penyerangan militan ISIS yang meningkat membuat warga negara Mozambik dihantui oleh kematian setiap malamnya, khususnya bagi mereka yang tinggal di dekat wilayah Cabo Delgado.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga telah mempersiapkan penyelidikan terkait tragedi pemenggalan 50 orang di Mozambik tersebut.

"Antonio kaget saat melihat laporan baru-baru ini terkait pembantaian oleh kelompok bersenjata ISIS di beberapa desa di Mozambik, termasuk laporan tentang pemenggalan kepala, pembunuhan, dan penculikan wanita dan anak-anak," kata juru bicaranya.

Diketahui tempat terjadinya pemenggalan itu di sebuah lapangan itu terjadi di desa Muatide yang berlokasi di utara dari negara Mozambik

Baca Juga: Anies Gercep Sowan ke Habib Rizieq Shihab, Ferdinand Hutahaean: Utang Budi Pilkada 2017

Tubuh para penduduk desa tersebut dimutilasi dalam penyerangan yang dilakukan mulai dari Jumat malam hingga hari Minggu kemarin.

Mayat yang terpotong-potong setidaknya terdiri dari lima orang dewasa dan 15 anak laki-laki yang ditemukan tersebar di hutan terdekat.

Bagian tubuh tersebut saat ini telah dikirim kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan pada hari ini.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler