Arab Saudi Bantah Terjadi Pertemuan Rahasia Antara MBS dan PM Israel

- 24 November 2020, 19:30 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (kiri) dikabarkan melakukan pertemuan rahasia dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (kiri) dikabarkan melakukan pertemuan rahasia dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. /Middle East Eye

 

PR BEKASI – Pihak Kerajaan Arab Saudi telah membantah terkait laporan yang mengabarkan telah terjadi pertemuan rahasia antara Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Minggu, 22 November 2020.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud lewat akun Twitter @FaisalbinFarhan pada Senin, 23 November 2020.

“Saya telah melihat laporan pers tentang pertemuan antara HRH Putra Mahkota dan pejabat Israel selama kunjungan baru-baru ini oleh @SecPompeo. Tidak ada pertemuan seperti itu yang terjadi. Satu-satunya pejabat yang hadir adalah orang Amerika dan Saudi,” katanya. 

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Segera Dimulai, Erick Thohir Ajak Masyarakat Mampu Bayar Vaksin Sendiri

Media Israel melaporkan sebelumnya bahwa Benjamin Netanyahu mengadakan pembicaraan rahasia di Arab Saudi pada hari Minggu dengan Pangeran Mohammed bin Salman, yang juga dikenal sebagai MBS.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, laporan tersebut muncul beberapa minggu setelah Israel mencapai kesepakatan untuk menjalin normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan.

Kesepakatan itu ditengahi oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang akan meninggalkan jabatannya dalam waktu kurang dari dua bulan.

Baca Juga: Muannas Alaidid Sebut Penolakan Kehadiran Habib Rizieq di Jawa Barat Meluas

Ada spekulasi yang tersebar luas, di dalam Israel dan AS, bahwa Washington mungkin mendorong negara-negara Arab lainnya untuk melakukan normalisasi hubungan dengan negara Zionis tersebut sebelum Presiden terpilih Joe Biden dilantik.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang berada di Israel minggu lalu, juga menghadiri pembicaraan yang diadakan di Neom, Arab Saudi tersebut.

Mike Pompeo telah mengonfirmasi bahwa dia berada di kota yang berada di pesisir Laut Merah  tersebutsebagai bagian dari Tur Timur Tengah dan bertemu MBS.

Baca Juga: DKI Jakarta Ada di Urutan Lima Besar Kasus Covid-19, Satgas Minta Anies Tindak Pelanggar Protokol

Kantor Perdana Menteri Israel, Departemen Luar Negeri AS, dan kedutaan AS untuk Israel belum mengomentari laporan terkait pertemuan tersebut.

Secara publik, Arab Saudi mengatakan akan tetap berpegang pada posisi Liga Arab yang telah berusia puluhan tahun untuk tidak memiliki hubungan dengan Israel sampai konflik negara Yahudi itu dengan Palestina diselesaikan.

Palestina telah mengutuk kesepakatan normalisasi sebagai "tikaman di belakang", mendesak negara-negara Arab untuk tetap teguh sampai Israel mengakhiri pendudukannya atas wilayah Palestina dan menyetujui pembentukan negara Palestina yang merdeka.

Baca Juga: Berikan Peringatan kepada Orang yang Suruh Habib Rizieq Tes DNA, Buya Yahya: Beliau Dipilih Allah!

Pada akhir Agustus lalu, Benjamin Netanyahu mengatakan Israel mengadakan pertemuan yang tidak dipublikasikan dengan para pemimpin Arab dan Muslim untuk menormalkan hubungan dengan negara Israel, tanpa menyebut nama negara mana pun.

Namun, di tengah spekulasi bahwa negara-negara Arab yang lebih kecil, seperti Oman, juga tertarik pada kesepakatan, Arab Saudi menonjol sebagai target utama Israel, mengingat kekayaan dan pengaruh kerajaan.

Negara-negara Arab Sunni, dan terutama Israel, khawatir bahwa Joe Biden mungkin berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran yang disepakati antara Teheran dan kekuatan dunia selama kepresidenan Barack Obama, yang dibatalkan oleh Donald Trump.

Baca Juga: Beri Nasihat Penting untuk Umat, NU Unggah Video Sebut Tukang Sapu Masjid Lebih Utama dari Imam

Pemerintahan Donald Trump juga meremehkan pentingnya masalah Hak Asasi Manusia (HAM) dalam diplomasi internasional dan sangat berhati-hati dalam mengkritik catatan pelanggaran HAM yang dilakukan Arab Saudi.

Terutama tentang kasus pembunuhan yang dilakukan oleh agen Arab Saudi terhadap jurnalis terkemuka dan kritikus kerajaan, Jamal Khashoggi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x