Direktur Intelejen AS Sebut Tiongkok Ancaman Demokrasi Kemerdekaan Terbesar Sejak Perang Dunia II

- 4 Desember 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Amerika Serikat dan Tiongkok.
Ilustrasi Amerika Serikat dan Tiongkok. /Pixabay

"Meskipun administrasi yang baru nanti memiliki niat untuk meredam tensi yang kadung terjadi dan terus berlanjut, beberapa kerusakan yang dibuatnya sudah sulit untuk diperbaiki. Hal itu yang diinginkan presiden saat ini," kata editorial China Daily.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sebut Para Penyidik yang Tangkap Anggota KAMI Patut Dikasihani, Apa Alasannya?

Sebelumnya, hubungan Tiongkok dan AS memang tidak harmonis beberapa bulan terakhir. Hal itu tidak terbatas pada masalah pandemi Covid-19 saja, tetapi berbagai hal mulai dari soal kedaulatan Hong Kong, kedaulatan Taiwan, Laut Cina Selatan, Jaringan 5G, aplikasi TikTok, bisnis, dan masih banyak lagi. 

Mengenai jaringan 5G, misalnya, AS giat membujuk berbagai negara sekutunya untuk tidak memakai jaringan 5G yang dibuat Huawaei. Dalih Amerika, semua data penting yang melalui jaringan Huawei akan diserahkan ke Partai Komunis Tiongkok yang bisa mengancam keamanan nasional.

Hal tersebut berujung pada sejumlah negara meninjau kembali kerjasamanya dengan Huawei termasuk Inggris. 

Baca Juga: Geram Lagi-lagi Betrand Peto Dihujat Haters, Ruben Onsu: Setop Menggunakan Kata 'Anak Pungut'!

Contoh lain, Donald Trump dikabarkan akan menandatangani undang-undang yang dapat mencegah beberapa perusahaan Tiongkok mencatatkan saham mereka di bursa AS. Namun, jika Tiongkok mematuhi standar audit AS, maka mereka akan dikecualikan dari larangan itu. 

RUU tersebut berjudul "The Holding Foreign Companies Accountable Act". Fokus utamanya melarang sekuritas perusahaan asing terdaftar di bursa Amerika mana pun jika mereka gagal mematuhi audit Badan Pengawas Akuntan Publik Amerika selama tiga tahun berturut-turut.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x