Tak Ingin Kasus Donald Trump Terulang, Joe Biden Ubah Protokol Kesehatan Gedung Putih

- 17 Desember 2020, 14:07 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden. /The Washington Post

PR BEKASI - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden mulai mempersiapkan segala hal yang ia butuhkan untuk menjalankan pemerintahannya.

Diketahui bahwa persiapan tersebut ia lakukan satu bulan menjelang pelantikannya sebagai Presiden AS ke-46.

Selain melengkapi kabinetnya, ia juga mulai menyusun protokol kesehatan untuk memastikan ia dan stafnya terlindungi dari virus Covid-19 di Gedung Putih.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Wiku: Pihak RS Jangan Lakukan Promosi, Tunggu Arahan Pemerintah!

Biden belajar dari kasus inkumben Presiden AS Donald Trump dan beberapa stafnya yang tertular Covid-19 beberapa bulan terakhir. Trump bahkan sempat masuk rumah sakit selama beberapa hari akibat tertular Covid-19.

Kemudian ada beberapa hal yang akan diubah oleh tim Biden soal protokol kesehatan Covid-19 di Gedung Putih. Salah satu di antaranya yakni soal penyelenggaraan acara. Tim Biden akan membatasi jumlah acara di sana berikut jumlah pesertanya.

Pada pemerintahan Trump, Gedung Putih tergolong rutin menggelar acara, bahkan di masa pandemi sekalipun. Satu acara bisa melibatkan puluhan hingga ratusan orang di mana mereka rata-rata tidak diwajibkan mengenakan masker. Salah satu contohnya bisa dilihat pada pidato Pilpres AS, Donald Trump di mana staf dan warga dibiarkan berkumpul begitu saja tanpa protokol kesehatan yang mumpuni.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Satgas Penanganan Covid-19 Imbau Rumah Sakit Tidak Pungut Biaya

Salain penyesuaian penyelenggaraan acara di Gedung Putih, tim Biden juga akan mewajibkan penggunaan masker serta test secara berkala. Di pemerintahan Trump, walau test secara berkala sudah digelar, masker bersifat opsional. Menurut Trump, jika staf tidak ingin memakainya dan merasa sehat, maka staf tak perlu memakai masker.

"Risiko-risiko yang ada bisa dimitigasi selama mengacu pada masukan-masukan sains mulai dari menggelar acara yang lebih aman, masker, dan tes berkala," kata tim transisi Joe Biden, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Kamis, 17 Desember 2020.

Baca Juga: Pernah Jadi Wagub Timor Timur, Simak Profil Singkat Suryo Prabowo Ketua Pelaksana KKIP Baru

Selanjutnya, Biden juga ingin mengurangi jumlah staf yang bekerja secara langsung di Gedung Putih. Menurut tim transisinya, ia ingin staf-staf diperbolehkan bekerja dari rumah agar tidak terjadi penumpukan di Gedung Putih. 

Tantangan untuk hal ini, menurut tim transisi Biden, adalah memastikan komunikasi eksternal dan internal berlangsung aman. Perihal pengalaman tim Biden sudah melakukannya sejak Maret lalu. 

Selama ini Gedung Putih tidak memperbolehkan stafnya menggunakan aplikasi video conference seperti Skype, Zoom, ataupun Google Meet. Bahkan, dalam satu periode, telepon genggam staf Gedung Putih harus yang disediakan pemerintah dan hanya bisa dipakai mengirim SMS. 

Baca Juga: Siap-siap! Polisi Akan Buka Posko Rapid Tes Antigen untuk yang Akan Keluar Masuk DKI Jakarta

Aplikasi-aplikasi populer itu dianggap rentan diretas. Alhasil, untuk memfasilitasi keinginan Biden, Gedung Putih perlu mengembangkan aplikasi internal.

Terakhir, tim Biden juga akan melakukan pembersihan secara menyeluruh di Gedung Putih, beberapa jam setelah Trump mengosongkan tempat kerjanya. Hal itu mulai dari sistem ventilasi hingga bagian kecil seperti gagang pintu. Hal itu diperkirakan akan membutuhkan waktu 5-6 jam, melibatkan seluruh staf rumah tangga Gedung Putih.

Sesungguhnya, sistem ventilasi Gedung Putih sudah tergolong aman. Sistem tersebut dikembangkan untuk mencegah ancaman biologis maupun kimiawi. Namun, dikabarkan tim transisi  Biden tidak mau mengambil resiko.

Baca Juga: Mulai Berusaha Go Public, Polisi Sebut Teroris JI Manfaatkan Kotak Amal untuk Biayai Kelompok Mereka

"Dua hal yang harus diperhatikan adalah pembersihan bagian yang kerap disentuh, seperti gagang pintu, dan transmisi via aerosol...Memiliki sistem pergantian, filter, serta ventilais udara yang bagus akan menjadi kunci dalam pembersihan dan masuknya keluarga Presiden Amerika yang baru," kata pakar medis dari Harvard Medical School, Abraar Karan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah