Rayu Inggris Saat AS Upayakan Ekstradisi Assange, Presiden Meksiko: Kami Ingin Beri Dia Perlindungan

- 5 Januari 2021, 11:34 WIB
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador meminta Inggris bebaskan pendiri WikiLeaks, Julian Assange.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador meminta Inggris bebaskan pendiri WikiLeaks, Julian Assange. /Instagram/@lopezobrador/

PR BEKASI - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menawarkan suaka politik kepada pendiri WikiLeaks, Julian Assange pada Senin, 4 Januari 2021 kemarin.

Langkah yang diambil Andres Manuel Lopez Obrador tersebut tentu membuat marah Amerika Serikat yang tengah mengupayakan ekstradisinya.

Langkah tersebut juga untuk merayakan keputusan hakim Inggris yang telah menolak permintaan untuk mengekstradisi Julian Assange ke Amerika Serikat pada Senin 4 Januari 2021.

Baca Juga: Prediksikan Islam di Rusia Bakal Jadi Mayoritas, Musni Umar: Ini Sangat Menggembirakan

Lopez Obrador mengatakan dia ingin menteri luar negerinya untuk meminta kepada Inggris apakah bisa membebaskan Assange sehingga Meksiko dapat menawarkan suaka baginya.

“Assange adalah seorang jurnalis dan pantas mendapat kesempatan. Kami ingin memberinya perlindungan," katanya.

Pihak berwenang AS telah menuduh Assange melakukan pelanggaran selama masa pemerintahan Barack Obama, terkait dengan rilis yang dilakukan oleh Wikileaks lantaran catatan rahasia AS dan kabel diplomatik mereka dibocorkan, yang menurut mereka dapat membahayakan nyawa.

Meskipun pemerintahan Obama memilih untuk tidak menuntut Assange, tawaran Lopez Obrador menuai kritik sebagai isyarat yang tidak diplomatis mengingat mantan wakil presiden Obama, Joe Biden akan mengambil alih kursi kepresidenan AS.

Baca Juga: Sebut Calon Kapolri Pengganti Idham Azis Sudah Ada, Moeldoko: Kebetulan Tidak Dikantongi Saya

"Lopez Obrador tampaknya sedang berusaha untuk merusak hubungan antara AS dan Meksiko, ketika Joe Biden bersiap untuk menjabat," kata Mark Feierstein, mantan pejabat pemerintahan Obama, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Reuters, Selasa 5 Januari 2021.

Lopez Obrador sendiri mengatakan dia berharap memiliki hubungan baik dengan Biden sebagai presiden.

Namun, dia mengecewakan Demokrat dengan menunggu berminggu-minggu untuk mengakui kemenangan pemilihan Joe Biden atas Presiden Republik Donald Trump.

Hakim Inggris tersebut menolak permintaan ekstradisi AS dengan alasan masalah kesehatan mental Julian  Assange yang membuatnya berisiko bunuh diri.

Baca Juga: Wakil Dekan UNPAD Dicopot karena HTI, Rocky Gerung: Aneh dan Ajaib, Jadi Ini Seperti Melarang Hantu

Terkait itu, Jaksa AS akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Seorang anggota dari sayap kiri yang menjabat dua tahun lalu mengatakan, Lopez Obrador telah lama mencerca para elite penguasa.

Menunjukkan kepresidennya sebagai langkah yang radikal dari politik yang membangun, sebelumnya dia pernah berbicara atas nama Assange, 49 tahun.

Januari tahun lalu, dia mendesak Inggris agar membebaskan Assange dan menyebut penahanannya sebagai bentuk penyiksaan.

Baca Juga: Beredar Narasi Kesehatan Syekh Ali Jaber dalam Kondisi Kritis, Pihak Yayasan Beri Kabar Menyejukkan

Selain itu juga mengatakan bahwa dokumen WikiLeaks telah menunjukkan cara kerja dunia yang dilakukan secara otoriter.

Menurut seorang pejabat Meksiko, yang berbicara tanpa menyebutkan nama, tawaran suaka dari Meksiko mengirimkan pesan bahwa negeri Taco tersebut tengah mengejar kebijakan luar negeri independen di bawah pemerintahan AS berikutnya.

Hal itu juga bisa mendorong Lopez Obrador agar dapat memposisikan dirinya sebagai juara dalam menjalankan kebebasan berpendapat.

Selain sebagai langkah untuk menangkis kritik padanya bahwa dia menggunakan konferensi pagi untuk merendahkan musuhnya.

Baca Juga: Ragukan Survei Komnas HAM, Ferdinand Hutahaean: Banyak Penghinaan kepada Presiden Beredar di Medsos

Mantan pejabat Obama, Feierstein mengatakan itu ironis bahwa Lopez Obrador secara teratur menyerang jurnalis Meksiko karena mencoba meminta pertanggungjawaban dari pemerintahannya.

Akan tetapi sekarang mendukung seorang jurnalis yang telah bekerja sama dengan peretas untuk mempermalukan Amerika Serikat.

Pada November, seorang pejabat senior Meksiko mengatakan 2020 adalah tahun paling kejam yang berlaku bagi jurnalis di Meksiko, setidaknya dalam satu dekade, karena telah ada 19 orang yang terbunuh.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x