Kim Jong Un Akui Strategi Ekonomi Korea Utara Gagal di Hampir Semua Sektor

- 6 Januari 2021, 21:00 WIB
Kim Jong Un memimpin kongres Partai Buruh hari pertama di Pyongyang, Korea Utara, 5 Januari 2021
Kim Jong Un memimpin kongres Partai Buruh hari pertama di Pyongyang, Korea Utara, 5 Januari 2021 /KCNA/

PR BEKASI - Pemerintah Korea Utara diketahui telah menyusun rencana ekonomi selama lima tahun. Dikabarkan bahwa saat ini kondisi perekonomian Korea Utara sedang tidak stabil.

Hal tersebut terjadi lantaran rencana-rencana pada sektor ekonomi tidak memenuhi target. Sehingga, terdapat permasalahan ekonomi yang signifikan.

Kondisi tersebut diakui oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Ia mengakui bahwa selama lima tahun rencana ekonomi yang disusun pemerintahannya gagal mencapai tujuan di hampir semua sektor.

Baca Juga: Mike Pence Tolak dan Sebut Trump Ada Punya Kuasa Lagi untuk Halangi Biden Jadi Presiden AS

Pernyataan tersebut disampaikan Kim Jong Un pada hari pertama kongres Partai Buruh Korea Utara.

Dalam pidato pembukaannya, Kim mengatakan bahwa negaranya telah mencapai sebuah kemenangan dengan mendorong kekuasaan dan kebanggaan dunia.

Pernyataan Kim tersebut mengacu pada kemampuan militer Korea Utara, yang pada 2017 lalu, melakukan serangkaian uji coba rudal balistik lintas benua, yang diklaim bisa menghantam wilayah daratan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Tegas! Vaksin Itu Hak Rakyat, dr. Tirta: Ojo Diputer, Seolah-olah 'Pemaksaan' Sampe Pake Acara Denda

Selanjutnya, Kim juga telah melakukan serangkaian pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, hanya saja belum ada jalan keluar yang dicapai.

Sementara, di bidang strategi ekonomi, dalam lima tahun terakhir atau sejak 2016 lalu, Korea Utara belum bisa memetik hasil. Kim pun mendorong kemandirian yang lebih besar terhadap masyarakat Korea Utara.

"Target strategi ini jatuh tempo tahun lalu, namun secara besar-besaran gagal mencapai tujuan dihampir semua sektor," kata Kim Jong Un, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 6 Januari 2021.

Baca Juga: Cek Fakta: Raja Thailand Dikabarkan Undang Ulama Islam untuk Baca Doa Tolak Bala Covid-19

Kim sudah mengupayakan mengakselerasikan pertumbuhan ekonomi dan mendorong suplai listrik di negaranya. Namun, badan-badan PBB melaporkan ada kekurangan pasokan listrik yang sangat parah di Korea Utara, begitu juga stok makanan.

Dikabarkan bahwa itu semua merupakan dampak dari sanksi–sanksi ekonomi yang dijatuhkan ke Korea Utara, akibat Covid-19 dan banjir bandang di negara itu.

Korea Utara jarang melakukan pertemuan politik, dimana terakhir kali Kim memimpin kongres Partai Buruh pada 2016.

Baca Juga: FPI Dibubarkan Pemerintah, Hersubeno Arief: Sebagai Oposisi, Habib Rizieq Panen Banyak Kasus

Pertemuan politik pada awal 2021 ini menjadi perhatian internasional karena Kim diperkirakan akan mengungkapkan rencana ekonominya lima tahun ke depan dan menyasar hubungan Korea Utara dengan dunia serta kebijakan luar negerinya.

Kongres Partai Buruh dihadiri oleh 250 anggota eksklusif Partai Buruh, 4.750 delegasi dan 2 ribu masyarakat. Kongres dilakukan persis dua pekan sebelum Presiden AS terpilih, Joe Biden naik jabatan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah