Media Asing Soroti Strategi Vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang Lebih Dulu Suntik Anak Muda

- 14 Januari 2021, 11:47 WIB
Artis Indonesia, Raffi Ahmad disuntik vaksinasi Covid-19.
Artis Indonesia, Raffi Ahmad disuntik vaksinasi Covid-19. /Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden/

PR BEKASI - Media asing asal Qatar, Al Jazeera menyoroti strategi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia setelah dalam vaksinasi massal yang dimulai pada Rabu, 13 Januari 2021 kemarin mereka malah menyuntikan vaksin terlebih dahulu kepada anak muda.

Menurut para ahli, menyuntikan vaksin Covid-19 pada anak muda tidak akan membantu mengurangi angka kematian Covid-19 dikarenakan yang lebih beresiko menderita kematian karena virus asal China tersebut adalah kelompok lansia.

Di Inggris, orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 di luar persyaratan uji coba adalah seorang pensiunan berusia 90 tahun.

Baca Juga: Ciptakan Lapangan Kerja Tenaga Lokal, RI-China Tingkatkan Kerja Sama Industri hingga Kesehatan

Di Kanada, penerima vaksin Covid-19 pertama hanya sedikit lebih muda dari penerima vaksin pertama di Inggris, yaitu 89 tahun.

Di Jerman, seorang penghuni panti jompo berusia 101 tahun berada di antrian pertama untuk mendapatkan vaksin.

Namun di Indonesia yang merupakan negara terparah yang dilanda oleh Covid-19 di Asia Tenggara dengan 836.718 kasus terkonfirmasi dan 24.343 kematian, Pemerintah Indonesia malah memilih strategi vaksinasi yang tidak ortodoks.

Baca Juga: Innalillahi, Sempat Dinyatakan Positif Covid-19 Bulan Lalu, Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia

Pada fase pertama vaksinasi yang dimulai kemarin hingga akhir Maret mendatang, sebanyak 1.3 juta petugas kesehatan dan 17.4 juta pekerja dari layanan publik - polisi, tentara, guru, dan birokrat - akan disuntik vaksin Covid-19 secara.

Mereka akan disuntikan vaksin CoronaVac yang dikembangkan oleh Perusahaan farmasi China Sinovac Biotech.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Dr Nadia Wiweko mengatakan, mereka memilih memberikan vaksin terlebih dahulu kepada masyarakat usia produktif dikarenakan masih menunggu tinjauan BPOM terkait keamanan vaksin tersebut pada masyarakat berusia di atas 60 tahun.

Baca Juga: Pengusaha Dubai Nyatakan Teguh Dukung Donald Trump Seiring Isu Pemakzulan

"Indonesia menargetkan usia produktif pada 18 hingga 59 tahun daripada orang tua karena kami belum menyelesaikan uji klinis tahap tiga untuk orang-orang dalam rentang usia ini dengan vaksin Sinovac," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

Banyak masyarakat Indonesia mendukung strategi vaksinasi yang dirancang oleh pemerintah tersebut.

"Karena lansia di Indonesia kebanyakan tinggal di rumah, kemungkinan tertular lebih rendah dibandingkan orang usia kerja. Jadi, jika orang yang lebih muda divaksinasi terlebih dahulu, mereka dapat mengunjungi orang tua dengan aman," kata Putu asal Bali.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Wafat, Ustaz Yusuf Mansur Ungkap Kehilangan Sosok Guru

Akan tetapi, para ahli malah skeptis terhadap hal tersebut dengan menyatakan argumen mengenai lansia tidak boleh divaksinasi sebelum uji coba merupakan hal yang tidak tepat.

Hal tersebut dikatakan oleh Kim Mulholland yang merupakan profesor vaksinologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine yang berbasis di Universitas Melbourne.

"Kami tahu bahwa orang tua yang telah divaksinasi di China dan Timur Tengah telah menanggapi vaksin dengan baik seperti halnya orang yang lebih muda. Jadi argumen bahwa lansia tidak boleh divaksinasi karena belum diikutsertakan dalam uji coba di Indonesia tidak valid." katanya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x