PR BEKASI - Amerika Serikat pada Selasa, 19 Januari 2020 kembali menyatakan bahwa China sedang melakukan genosida terhadap etnis Uighur dan sebagian besar Muslim.
Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam rangka mengingatkan kembali atas penahanan besar-besaran Beijing terhadap minoritas menjelang hari terakhir menjabat.
"Saya yakin genosida ini sedang berlangsung, dan kami menyaksikan upaya sistematis untuk menghancurkan Uighur oleh negara-partai China," kata Pompeo seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Bangkok Post, Rabu, 20 Januari 2021.
"Kami tidak akan tinggal diam. Jika Partai Komunis China diizinkan untuk melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyatnya sendiri, bayangkan apa yang akan berani dilakukan kepada dunia luar, dalam waktu yang tidak terlalu lama," tuturnya.
Baca Juga: Ini 8 Komitmen yang Akan Dijalankan Listyo Sigit Jika Resmi Menjadi Kapolri
Kelompok Hak Asasi Manusia percaya bahwa setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar Muslim berbahasa Turki lainnya dipenjara di kamp-kamp di wilayah barat Xinjiang.
Para saksi dan aktivis mengatakan bahwa China berusaha secara paksa mengintegrasikan Uighur ke dalam budaya mayoritas Han.
Yakni dengan menghapus adat istiadat Islam, termasuk dengan memaksa Muslim untuk makan daging babi dan minum alkohol, yang dilarang oleh keyakinan mereka.
Lebih lanjut, Pompeo meminta China untuk menghapus sejumlah aturan yang diberlakukan terhadap etnis Uighur.