Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson memang menyatakan bahwa varian baru Covid-19 dari negaranya lebih berbahaya dibanding perkiraan.
Tak hanya menyebar dengan lebih cepat, varian baru tersebut juga memiliki resiko kematian yang relatif lebih tinggi berdasarkan data yang ia dapat.
Baca Juga: Hersubeno Arief Tanggapi Soal Febri Diansyah yang Sebut Isu Taliban Kembali Terpa Novel Baswedan
Untungnya, vaksin-vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini dipastikan mampu menangani varian baru itu. Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna sudah mengkonfirmasinya. Bahkan, sebagai bentuk kewaspadaan, Moderna menyiapkan vaksin baru dengan dosis lebih kuat.
"Saya khawatir saja karena varian baru COVID-19 ini menyerang anak-anak ujar" kata Duterte tanpa menyebutkan berapa lama kebijakan itu akan berlaku.
Dilaporkan bahwa hingga saat ini di Filipina tercatat total 516 ribu kasus dan 10.386 kematian akibat Covid-19.
Baca Juga: Sesar Lembang Dipantau sejak 1963, BMKG: Tidak Ada yang Tahu Kapan Gempa Besar Akan Terjadi
Beberapa jam sebelum Duterte menerapkan kebijakan merumahkan anak-anak, Menteri Perdagangan Filipina menyatakan hal berbeda.
Ia berkata bahwa anak-anak akan menjadi faktor penting untuk menggenjot kembali bisnis-bisnis tempat perbelanjaan seperti Mall.
Hal senada disampaikan oleh pelaksana tugas Menteri Perencanaan Sosioekonomi Karl Kendrick Chua.