Dalam serangan itu, yang disebut sebagai serangan teror terbesar di Irak dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 32 orang menjadi korban.
Sementara itu, pemerintah Irak pun tidak menjelaskan secara rinci terkait peranan Issawi dalam serangan teror tersebut.
Baca Juga: Hadiri Pesta Ulang Tahun Kucing, Puluhan Tamu Undangan malah Terinfeksi Covid-19
Namun, mereka mengatakan bahwa beberapa teror terakhir di Irak mensinyalkan kembalinya kelompok ekstrimis yang dipukul mundur pada 2017 lalu.
Diketahui bahwa kebanyakan dari anggota ISIS adalah kombatan Muslim Sunni. Melakukan serangan bunuh diri adalah salah satu taktik mereka yang khas, banyak digunakan di pendudukan Irak oleh Amerika Serikat (AS) usai kejatuhan Saddam Hussein di tahun 2003 lalu.
Kombatan-kombatan tersebut kemudian direkrut oleh ISIS. Dengan bantuan mereka, ISIS menguasai sepertiga wilayah Irak di tahun 2014.
Namun, 3 tahun kemudian, pasukan mereka berhasil dipukul mundur dari Irak. Puncaknya, di tahun 2019, pasukan AS berhasil membunuh pucuk pimpinan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dalam serbuan di Suriah.***