"Jika bermutasi kembali, untuk mengurut DNA serta RNA varian baru virus Corona tersebut, membutuhkan sekurang-kurangnya 10 tahun," ucapnya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, dari Daily Mail, Jumat, 12 Februari 2021.
Baca Juga: Diduga Stres di Masa Pandemi Covid-19, Kakek di Thailand Nekat Lahap Paku 10 cm
Varian baru tersebut pertama kali terdeteksi pada September 2020 dan penyebarannya sangat di seluruh dunia, sehingga membuat masyarakat ketakutan.
Sebuah analisis menunjukkan, varian baru tersebut menular 70 persen lebih cepat daripada strain sebelumnya.
Bahkan beberapa peneliti juga menyebut, varian baru tersebut sedikit lebih mematikan.
Baca Juga: Keutamaan, Doa, dan Niat Puasa Bulan Rajab 2021 Mulai 13 Februari 2021, Catat Jadwal Lengkap Lainnya
Profesor Peacock dengan tegas menyatakan bahwa penularan varian baru virus Corona tersebut akan membuat ilmuwan kewalahan selama beberapa tahun mendatang.
"Begitu kita mengatasinya, virus tersebut kemungkinan akan bermutasi kembali menjadi lebih ganas dan menyebabkan penyakit yang lebih parah," ucapnya.
"Tapi saya pikir, kami akan melakukan ini selama beberapa tahun ke depan dan akan tetap sibuk dengan virus Corona selama 10 tahun ke depan," sambungnya.