Sementara itu, Rusia menyumbangkan vaksin ke Amerika Latin.
Menurut Ghebreyesus, hal itu tidak menyelesaikan masalah ketimpangan distribusi vaksin Covid-19.
"Bantuan secara one on one seperti itu malah mengganggu upaya COVAX untuk menyetarakan distribusi vaksin Covid-19 di dunia," kata Ghebreyesus, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia pada Jumat, 19 Februari 2021.
Baca Juga: Gibran Disebut Cocok Gantikan Anies, Christ Wamea: Dipimpin Bapaknya Saja Amburadul, Apalagi Anaknya
"Sumbangkan via COVAX untuk bantu kamu menyelesaikan masalah ketimpangan vaksin," kata Ghebreyesus, menambahkan.
Menurutnya, apabila mengacu pada pernyataan PBB pada Rabu kemarin, 75 persen suplai vaksin Covid-19 dikuasai oleh 10 negara saja.
Kesepuluh negara tersebut diketahui bahwa sebagian besarnya adalah negara-negara kaya.
Baca Juga: Blak-blakan, Adik Ayus Benarkan sang Kakak Menjalin Hubungan 'Terlarang' dengan Nissa Sabyan
Padahal, lanjutnya, masih ada 130 negara di dunia yang belum menerima satupun dosis vaksin Covid-19 hingga sekarang.
Ghebreyesus juga melanjutkan bahwa WHO bersedia menyesuaikan kebijakan distribusi vaksin Covid-19 oleh COVAX apabila negara anggota memiliki preferensi tertentu.