PR BEKASI – Pihak kepolisian Libya menemukan delapan jenazah anggota keluarga asal Sudan yang diduga tewas setelah mereka tersesat di Gurun Libya yang merupakan salah satu bagian Gurun Sahara.
Polisi menduga perbekalan keluarga tersebut habis saat tersesat di Gurun Sahara selama enam bulan sehingga mereka tewas kelaparan.
Informasi tersebut viral setelah sebuah foto yang menunjukan kepolisian Libya sedang mengevakuasi mayat anggota keluarga tersebut dari sebuah mobil yang telah hancur viral di media sosial.
Baca Juga: Bantah Tudingan Megawati Belum 'Move On' dari SBY, Politisi PDIP: SBY Menteri Kasayangan
Baca Juga: Purnatugas dari Waki Wali Kota, Pasha Ungu: Terima Kasih Kota Palu
Baca Juga: Cek Fakta: Janda Hamil karena Angin Dikabarkan Beri Nama Anaknya AHKMAD CONFRESOR, Simak Faktanya
Beberapa jenazah bahkan ada yang terkubur oleh sebuah bukit pasir yang diduga terbentuk akibat badai pasir.
Media lokal melaporkan sekitar 21 orang, termasuk anak-anak, ditemukan 400 km barat daya kota Kufra di Libya saat melakukan perjalanan dengan Toyota Sequoia putih
Mayat tiga wanita dan lima pria ditemukan tewas di tempat kejadian. Nasib 13 orang lainnya masih belum diketahui.
Baca Juga: Pemilik Warung di Thailand Ini Pakai Balon Bentuk Harimau Usir Monyet Liar yang Curi Makanan
Investigasi yang diluncurkan oleh polisi Libya menemukan keluarga itu berangkat dalam perjalanan dari El Fasher di Sudan ke kota Kufra di Libya pada Agustus tahun lalu.
Mobil keluarga nahas tersebut kemudian baru ditemukan pada Sabtu, 13 Februari 2021 lalu, atau enam bulan setelah mereka dinyatakan hilang.
Selain menemukan jenazah dalam mobil, pihak kepolisian juga menemukan sepucuk surat wasiat yang diduga ditulis oleh sorang anggota keluarga Sudan tersebut.
Baca Juga: Saling Jegal Derby Merseyside ke-238: Di Luar Lapangan, Liverpool dan Everton Punya Tujuan Mulia
Surat wasiat tersebut berisi pernyataan minta tolong untuk menelepon kerabat mereka bagi yang menemukan surat tersebut.
Selain itu, sang penulis surat juga mengucapkan permintaan maaf terhadap kerabatnya karena tidak bisa lagi menemuinya.
"Kepada siapa pun yang menemukan kertas ini, ini adalah nomor saudara laki-laki saya. Saya mempercayakan Anda kepada Tuhan," isi surat tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The New Arab.
Baca Juga: Jakarta Dikepung Banjir, Anies Baswedan: Bila Tak Ada Kendala, Diharapkan Bisa Surut dalam 6 Jam
"Dan maafkan saya bahwa saya tidak membawa ibu saya kepada Anda," tambah isi menyentuh itu.
Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan untuk menentukan bagaimana insiden tragis itu terjadi.
Diduga keluarga tersebut akan mengungsi dari Sudan yang diketahui saat ini sedang dilanda perang saudara.
Baca Juga: Anies Baswedan Dikritik terkait Banjir Jakarta, Ferdinand: Gubernur Malah Jualan Pencitraan Bohong
Diketahui, Libya menjadi salah satu tempat persinggahan bagi para pengungsi dari beberapa negara di benua Afrika sebelum mereka menyeberang ke Eropa.
Agar mereka tak terendus oleh aparat saat memasuki wilayah Libya, para pengungsi tersebut nekat melalui gurun Libya yang sangat berbahaya sebagai jalur belakang memasuki negara tersebut.
Selain itu, letak gurun Libya yang sangat terpencil juga menjadi salah satu faktor banyak pengungsi melalui jalur tersebut.***