Paman Shabnam mengatakan kepada media lokal bahwa dia tidak akan menerima tubuh keponakannya setelah dieksekusi.
“Kami tidak ada di rumah saat pembantaian terjadi. Ketika kami pergi ke sana sekitar jam 2 pagi, ada darah di sekitar dan mayat-mayat dipotong. Kejahatan itu tidak bisa diampuni,” katanya.***