Segel Giok Kekaisaran dan Sisa Reruntuhan Pagoda Kembali Ditemukan di Area Situs Kuno Dinasti Qin China

- 25 Februari 2021, 08:47 WIB
Orang-orang terlihat memakai masker  berjalan di tembok kota kuno di Jingzhou, setelah objek wisata dibuka kembali, 26 Maret 2020.
Orang-orang terlihat memakai masker berjalan di tembok kota kuno di Jingzhou, setelah objek wisata dibuka kembali, 26 Maret 2020. /REUTERS/Aly Song/

PR BEKASI – Arkeolog China yang sedang meneliti situs Dinasti Qin di Shaanxi kembali temukan benda bersejarah, diduga kini mereka menemukan segel giok dan sisa-sisa bangunan pagoda.

Arkeolog Zhang Yanglizheng sedang bekerja di reruntuhan kota kuno Xianyang benda yang diduga segel giok kekaisaran menonjol dari permukaan bumi.

"Saya sangat senang. Kami berada di tempat yang tepat. Sesuatu yang menarik pasti akan terjadi pada suatu tahap," kata Zhang seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One, Kamis, 25 Januari 2021.

Baca Juga: Pelatih Atalanta Kritik Kinerja Wasit yang Dianggap 'Untungkan' Real Madrid

Baca Juga: Cek Fakta: Anies Baswedan Dikabarkan Sengaja Palsukan Data Korban Jiwa Banjir Jakarta, Ini Faktanya

Baca Juga: Tak Sesuai Hukum Agama dan Negara, Ghana Tutup Kantor Kelompok LGBT

Benda itu berasal dari Dinasti Qin (221-206 SM), tetapi itu bukan segel kekaisaran karena tidak memiliki prasasti apapun.

Saat penggalian berlanjut, situs itu ditemukan sebagai istana atau pagoda tempat kaisar menangani urusan rutin dan bertemu dengan pejabat dari seluruh negeri.

Daerah tersebut, yang ditutupi dengan tanah loess, menjadi saksi masa kejayaan Dinasti Qin, negara kesatuan pertama dalam sejarah China, dan termasuk batu penjuru dan pondasi bangunan kuno.

Baca Juga: Benny Wenda 'Berulah' Lapor PBB, Klaim Indonesia Lakukan Operasi Militer ke Papua Berkedok Krisis Covid-19

Itu terletak di antara kota-kota modern Xi'an dan Xianyang di tepi utara Sungai Weihe, anak sungai terbesar Sungai Kuning di Shaanxi.

Arkeolog mulai menjelajahi reruntuhan istana Dinasti Qin pada 1950-an dalam upaya awal yang berlanjut hingga 1980-an.

Peneliti dari Akademi Arkeologi Shaanxi telah mengerjakan reruntuhan ibu kota dinasti Xianyang, sejak 2014. Sebelum memutuskan situs penggalian, mereka menjelajahi area seluas lebih dari 5 juta meter persegi.

"Kami butuh waktu dua tahun untuk menemukan daerah Xianyang kuno tempat kami sekarang bekerja," kata Zhang.

Baca Juga: Jelang Piala Menpora, Raffi Ahmad dan Selebritis FC Kampanyekan Protokol Kesehatan di Laga Amal

Kota kuno adalah rumah bagi istana,gudang kerajaan, tempat tinggal, area pemakaman dan bengkel. Xu Weihong, seorang arkeolog lain menuturkan pernah ada pagoda di kota kuno tersebut.

Sebuah bangunan utama, Pagoda Epang, dulu berdiri di area selatan kota yang belum dijelajahi.

"Itu dikenal sebagai bangunantertinggi di dunia. Dibangun oleh Kaisar Qin Pertama, itu adalah landmark negara kesatuan," katanya.

Baca Juga: Tidak Jelas Setelah Revisi UU KPK, Febri Diansyah: Ada Masalah Sangat Serius di Internal KPK

Pada tahun 1994, UNESCO menempatkan peninggalan dari istana pertama dalam hal "skala dan keutuhan" diantara yang ditemukan di bangunan kuno di seluruh dunia.

"Pembangunan Pagoda Epang tidakpernah selesai. Itu masih dalam pembangunan," kata dia.

Sekitar 700 meter di utara basecamp kerja arkeologi terletak situs istana No 1 kota Xiangyang yang memiliki tiga lantai.

"Di lantai pertama ada koridor yang berkelok-kelok. Lantai dua adalah rumah bagi kamar-kamar yang lebih kecil, sedangkan lantai tiga digunakan untuk aula utama istana, yang luasnya lebih dari 60 meter persegi. Ubin dinding dan wastafel ditemukan di lantai dua" kata dia.

Baca Juga: Soal Kerumunan di NTT, Ruhut Sitompul: Jokowi Ajak Warga yang Menyambutnya untuk Tetap Pakai Masker

"Kita bisa melihat skala besar pagoda dan merasakan betapa mewahnya itu." katanya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x