Pakar WHO Prediksi Pandemi Covid-19 Bakal Jadi Endemik di Masa Depan

- 1 Maret 2021, 14:59 WIB
WHO memperingatkan bahwa covid-19 bukan pandemi terbesar. Namun, masih ada virus mematikan lainnya yang masih berkeliaran
WHO memperingatkan bahwa covid-19 bukan pandemi terbesar. Namun, masih ada virus mematikan lainnya yang masih berkeliaran /Pixabay/Fernandozhiminaicela

PR BEKASI – Kondisi bumi saat ini dikabarkan tengah ada dalam bahaya yang serius.

Hal tersebut disampaikan oleh pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Karena ia memprediksi bahwa pandemi Covid-19 akan jadi endemik di masa depan.

Diketahui bahwa hingga saat ini pandemi Covid-19 masih berlanjut dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.

Baca Juga: Cek Fakta: Rumor Stefan William Menikah Diam-diam dengan Natasha Wilona Setelah Cerai dari Celine Evangelista

Baca Juga: Jokowi Buka Izin Investasi Miras, Jimly Asshiddiqie: Akan Semakin Menjauhkan Rakyat dari Pemerintah

Baca Juga: Ahli Terawang Sebut Ayus dan Nissa Sabyan Rela Berpisah Meski Saling Cinta Demi Keadaan

Di sejumlah negara, angka positif Covid-19 malah mengalami lonjakan kasus.

Pakar WHO juga telah memperingatkan jika pandemi Covid-19 saat ini belum tentu yang paling parah.

Menurut Profesor David Heymann, Ketua kelompok penasihat strategis dan teknis WHO untuk bahaya infeksi mengatakan jika Covid-19 bisa menjadi endemik.

Baca Juga: Kondisinya Membaik Usai Kritis karena Terpapar Corona, Ashanty: Please Jangan Sepelekan Covid-19!

“Dunia mengharapkan herd immunity, yang entah bagaimana penularannya akan menurun jika cukup banyak orang yang kebal,” kata pakar WHO itu dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari The Guardian pada Senin, 1 Maret 2021.

Australia menegaskan penyelidikan WHO tentang asal Covid-19 harus kuat, meskipun ada ketegangan di Tiongkok, sebagaimana diberitakan Pangandaran.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "‘Bumi dalam Bahaya’, WHO Prediksi Pandemi Covid-19 Bakal Jadi Endemik di Masa Depan".

Baca Juga: PBNU Tegas Tolak Investasi Miras: Indonesia Bukan Negara Sekuler

Namun, Profesor David Heymann, yang juga seorang ahli epidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan konsep herd immunity telah disalahpahami.

“Tampaknya takdir SARS-CoV-2 menjadi endemik, seperti halnya empat virus Corona manusia lainnya, dan akan terus bermutasi saat berkembang biak di dalam sel manusia, terutama di area dengan penerimaan yang lebih intens,” katanya, menjelaskan.

“Untungnya, kita memiliki alat untuk menyelamatkan nyawa, dan ini dikombinasikan dengan kesehatan masyarakat yang baik membuat kita belajar hidup dengan Covid-19,” kata Profesor David Heymann, melanjutkan.

Baca Juga: Dilarikan ke Amerika, Nia Ramadhani Dikabarkan Lemas Hingga Tergeletak dan Tangan Tak Berfungsi

Kepala program kedaruratan WHO, Dr. Mike Ryan, mengatakan skenario yang mungkin terjadi adalah virus akan menjadi endemik lain yang akan tetap menjadi ancaman.

“Masih harus dilihat seberapa baik vaksin dapat digunakan. Keberadaan vaksin, bahkan dengan efikasi tinggi, bukanlah jaminan untuk memberantas penyakit menular. Itu adalah standar yang harus kita lalui,” kata Dr. Mike Ryan.

Itulah mengapa tujuan pertama dari vaksin untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi yang rentan.

Baca Juga: Tanggapi Ayus Ceraikan Ririe Demi Nissa Sabyan, Tebe Eks Sabyan: Gak Ada Obat, Padahal Kak Eri Tuh Luar Biasa!

Dr. Mike Ryan memperingatkan bahwa pandemi berikutnya mungkin lebih parah dibandingkan yang terjadi saat ini.

“Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Ancaman ini akan terus berlanjut. Jika ada satu hal yang perlu kita ambil dari pandemi ini, dengan semua tragedi dan kerugian, adalah kita perlu bertindak bersama,” kata Dr. Mike Ryan menjelaskan

Kepala WHO Dr. Soumya Swaminathan mengatakan vaksinasi tidak berarti membuat protokol kesehatan masyarakat seperti jarak sosial akan dapat dihentikan.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan 140 Ribu Spesies Virus di Usus Manusia, Sebagian Besarnya Tidak Dikenali

Fungsi pertama dari vaksin adalah untuk mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah dan kematian.

“Saya tidak yakin kami memiliki bukti tentang vaksin mana pun dapat mencegah orang benar-benar infeksi Covid-19,” kata Dr. Mike Ryan.

"Jadi saya pikir kita perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama,” katanya, menyambungkan.*** (Mela Puspita/Pangandaran.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: pangandaran pikiran rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah