Israel Jual Teknologi Peretas Ponsel ke 'Pasukan Kematian' Bangladesh yang Dikenal Kejam

- 9 Maret 2021, 20:16 WIB
Mahasiswa dan aktivis menghadiri prosesi obor saat mereka memprotes kematian seorang penulis Bangladesh Mushtaq Ahmed di penjara, setelah penangkapannya di bawah tindakan keamanan digital, di Dhaka, Bangladesh.
Mahasiswa dan aktivis menghadiri prosesi obor saat mereka memprotes kematian seorang penulis Bangladesh Mushtaq Ahmed di penjara, setelah penangkapannya di bawah tindakan keamanan digital, di Dhaka, Bangladesh. /MOHAMMAD PONIR HOSSAIN / REUTERS/REUTERS

PR BEKASI - Perusahaan peretas telepon asal Israel, Cellebrite menjual teknologinya ke unit paramiliter Bangladesh yang terkenal kejam, ungkap sebuah dokumen.

Unit tersebut dikenal sebagai Batalyon Aksi Cepat yang disebut juga sebagai "pasukan kematian" oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Unit tersebut juga menghadapi tuduhan pembunuhan di luar hukum, penghilangan, dan penyiksaan terhadap warga sipil serta jurnalis.

Penjualan alat peretas itu terungkap sebagai bagian dari dokumen yang diajukan oleh seorang pengacara hak asasi manusia ke pengadilan Israel pada hari Senin, 7 Maret 2021.

Baca Juga: Eks Atlet Voli Putri Aprilia Manganang Ternyata Pria, Andika Perkasa: Sejak Kecil, Fisik Dia Dilihat Perempuan

Baca Juga: Habiskan Rp10 Miliar untuk Pacar Berondong, Barbie Kumalasari: Wajarlah Kalau Kita Sudah Kebanyakan Duit

Baca Juga: Eks Atlet Voli Putri Aprilia Manganang Ternyata Pria Sejati, KSAD Andika Perkasa: Ada Kelainan Hipospadia 

Dokumen-dokumen yang diserahkan oleh pengacara Eitai Mack, diajukan sebagai bagian dari upaya untuk membuat Kementerian Pertahanan Israel menghentikan ekspor perusahaan teknologi tersebut ke Bangladesh dan menjelaskan kegagalan mereka untuk mencegah penyalahgunaan Cellebrite's UFED (Universal Forensic Extraction Device).

Sistem tersebut memungkinkan pihak berwenang untuk membuka dan mengakses data ponsel apa pun yang mereka miliki atau yang mereka targetkan.

Dokumen tersebut menyusul pengajuan lain, yang tidak ditanggapi oleh Kementerian Pertahanan, yang berusaha menghentikan penjualan teknologi dari Celebrity dan PicSix ke negara itu setelah penyelidikan Al Jazeera mengungkapkan tentara Bangladesh membeli kemampuan peretasan telepon dari mereka.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Haaretz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x