China Berencana Ambil Alih Kekuasaan AS di Asia, Perwira Tinggi: Mereka Bisa Invasi Taiwan Pada 2027

- 10 Maret 2021, 19:04 WIB
Ilustrasi - pesawat tempur China yang melintasi Pulau Pratas yang merupakan wilayah udara kekuasaan Taiwan.
Ilustrasi - pesawat tempur China yang melintasi Pulau Pratas yang merupakan wilayah udara kekuasaan Taiwan. /Sputnik News

PR BEKASI – Seorang perwira tinggi Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu, 9 Maret 2021 tentang kekhawatirannya mengenai China yang akan benar-benar menginvasi Taiwan pada 2027 mendatang.
 
Menurut perwira tinggi militer Washington di Asia-Pasifik, Laksamana Philip Davidson, kekhawatiran tersebut merupakan buntut dari Beijing yang mempercepat langkahnya untuk menggantikan kekuatan militer AS di Asia
 
Taiwan yang telah demokratis hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China, yang para pemimpinnya memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayah mereka dan yang mereka sumpah untuk mengambil kembali suatu hari nanti.
 
"Saya khawatir mereka (China) mempercepat ambisi mereka dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan pada tahun 2050," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Simak 5 Tanda Bahwa Kamu Terlalu Banyak Konsumsi Lemak

Baca Juga: Tiga Nakes Tulungagung Positif Covid-19 Pascavaksinasi, Dinkes: Tidak Bisa Disimpulkan Vaksinasi Gagal

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Polisi Myanmar: Kami Diperintah Tembak Pengunjuk Rasa hingga Mati 

"Taiwan jelas merupakan salah satu ambisi mereka sebelum itu. Dan saya pikir ancaman itu nyata selama dekade ini, pada kenyataannya, dalam enam tahun ke depan," tambah dirinya kepada komite Senat AS.
 
Taiwan memisahkan diri dari China pada akhir perang saudara antara kaum nasionalis dan komunis pada 1949.
 
Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, tetapi tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting di pulau itu.
 
Mantan Presiden AS Donald Trump merangkul hubungan yang lebih hangat dengan Taiwan saat dia berselisih dengan China tentang masalah-masalah seperti perdagangan dan keamanan nasional.
 
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menawarkan Taiwan alasan untuk optimisme untuk dukungan lanjutan, selain dari Departemen Luar Negeri mengatakan pada bulan Januari bahwa komitmen AS untuk pulau itu "kokoh".

Baca Juga: Rekan Aprilia Manganang di Timnas Voli Putri Buka Suara: Kamu Sudah Memilih, Aku Bangga Denganmu

Duta besar de facto Taiwan untuk AS secara resmi diundang ke pelantikan Joe Biden sebagai sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1979.
 
China juga telah membuat klaim teritorial yang luas di Laut Natuna Utara yang kaya sumber daya dan bahkan mengancam pulau Guam di Amerika
 
"Target China pada hari ini adalah Guam, militer China merilis video simulasi serangan di sebuah pangkalan pulau yang sangat mirip dengan fasilitas AS di Diego Garcia dan Guam," kata Philip Davidson.
 
Dia meminta anggota parlemen untuk menyetujui pemasangan sistem pertahanan rudal Aegis Ashore di Guam, yang mampu mencegat rudal China paling kuat dalam penerbangan.

Baca Juga: Mulai Agustus 2021, Kemendikbud Akan Buka Proses Seleksi PPPK Guru Honorer

"Guam perlu dipertahankan dan perlu dipersiapkan untuk ancaman yang akan datang di masa depan," kata Philip Davidson.
 
Selain sistem pertahanan rudal Aegis yang ditujukan untuk Australia dan Jepang, Philip Davidson meminta anggota parlemen untuk menganggarkan persenjataan ofensif.
 
Hal tersebut dilakukan untuk memberi tahu China bahwa biaya dari apa yang mereka upayakan terlalu tinggi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x