Pengakuan Mengejutkan Polisi Myanmar: Kami Diperintah Tembak Pengunjuk Rasa hingga Mati

- 10 Maret 2021, 18:31 WIB
Polisi berjaga selama protes terhadap kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 8 Februari 2021. /REUTERS / Stringer/REUTERS
Polisi berjaga selama protes terhadap kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 8 Februari 2021. /REUTERS / Stringer/REUTERS /

PR BEKASI – Pengakuan mengejutkan datang dari salah satu anggota kepolisian Myanmar yang kabur ke India karena menolak aksi kudeta junta militer di Myanmar.

Menurut Tha Peng (27), dirinya diperintahkan oleh komandannya untuk menembak para pengunjuk rasa di kota Khampat, Myanmar hingga mati.

"Komandan saya menelepon dan bertanya apakah saya ingin menembak para pengunjuk rasa, lalu saya menolaknya dan keesokan harinya langsung mengundurkan diri dari kepolisian," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Rabu, 10 Maret 2021.

Tha Peng mengatakan, menurut aturan polisi pengunjuk rasa harus dihentikan dengan peluru berlapis karet atau ditembak di bawah lutut.

Baca Juga: Rekan Aprilia Manganang di Timnas Voli Putri Buka Suara: Kamu Sudah Memilih, Aku Bangga Denganmu

Baca Juga: Darmizal Nangis Sesali Bantu SBY Jadi 'Diktator', Yan Harahap: Pembual Air Matanya Keluar Lewat Jidat

Baca Juga: Paksakan Pola Makan Vegetarian ke Muridnya, TK Ini Dikecam dan Didesak Sediakan Makanan Hewani

Kami diperintahkan oleh atasan untuk menembak mati para pengunjuk rasa,” kata Tha Peng yang mengaku sudah bertugas menjadi polisi sejak Sembilan tahun lalu.

Dirinya kemudian meninggalkan rumah dan keluarganya di Khampat pada 1 Maret 2021 dan melakukan perjalanan tiga hari menuju Mizoram, India untuk mencari perlindungan.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x