Disebut Bentuk Radikalisme, Sri Lanka Berencana Larang Pemakaian Burkak dan Tutup Sekolah Islam

- 14 Maret 2021, 09:31 WIB
Ilustrasi: Dua orang perempuan tampak menggunakan burkak dan nikab.
Ilustrasi: Dua orang perempuan tampak menggunakan burkak dan nikab. /PIXABAY/

PR BEKASI – Pemerintah Sri Lanka berencana melarang pemakaian burkak bagi wanita Muslim di negara tersebut.

Selain melarang pemakaian burkak, Sri Lanka juga akan menutup lebih dari 1.000 sekolah Islam di seluruh Sri Lanka.

Hal tersebut dianggap oleh berbagai media baik lokal maupun internasional sebagai tindakan terbaru yang mempengaruhi populasi Muslim yang merupakan minoritas di negara itu.

Menteri Keamanan Publik Sri Lanka, Sarath Weerasekera mengatakan dirinya dia telah menandatangani surat keputusan pada Jumat, 12 Maret 2021 terkait persetujuan kabinet untuk melarang burkak dengan alasan "keamanan nasional".

Baca Juga: Ahmad Dhani Sempat Terpapar Covid-19, Anang Hermansyah: Dia Tetap Percaya Covid-19 Itu Konspirasi

Baca Juga: Tak Terima Ditegur Pakai Masker, Tiga Penumpang Wanita Ini Malah Serang Pengemudi Uber

Baca Juga: Usai Putus dari Kaesang Tiba-tiba Muncul di Instagram Sang Ibunda, Felicia: Sudah Tak Punya Account Instagram

Sarath Weerasekera mengatakan dalam konferensi pers pada Sabtu, 13 Maret 2021, alasan pelarangan pemakaian burkak tersebut karena dianggap sebagai salah satu tanda munculnya radikalisme di Sri Lanka.

"Di masa-masa awal kami, wanita dan gadis Muslim tidak pernah mengenakan burkak. Itu adalah tanda radikalisme agama yang muncul baru-baru ini. Kami pasti akan melarangnya," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Minggu, 14 Maret 2021.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x