Disebut Bentuk Radikalisme, Sri Lanka Berencana Larang Pemakaian Burkak dan Tutup Sekolah Islam

- 14 Maret 2021, 09:31 WIB
Ilustrasi: Dua orang perempuan tampak menggunakan burkak dan nikab.
Ilustrasi: Dua orang perempuan tampak menggunakan burkak dan nikab. /PIXABAY/

Seperti diketahui, burqa merupakan pakaian luar yang menutupi seluruh tubuh dan wajah yang dikenakan oleh sebagian wanita Muslim.

Pemakaian burqa di negara mayoritas Buddha tersebut untuk sementara dilarang pada 2019 setelah insiden serangan bom terhadap gereja dan hotel oleh kelompok bersenjata yang menewaskan lebih dari 250 orang.

Langkah tersebut mendapat tanggapan beragam baik itu dukungan maupun penolakan dari para aktivis.

Baca Juga: Saat Nissa Sabyan Cs Rilis Lagu Baru 'Sapu Jagat', Mantan Istri Ayus: Bertahan Sakit atau Pergi Bahagia

Para aktivis mengatakan langkah tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak perempuan Muslim untuk menjalankan praktik agama mereka dengan bebas"

Beberapa tahun kebelakang, Gotabaya Rajapaksa terpilih sebagai presiden setelah menjanjikan tindakan keras terhadap ekstremisme.

Diketahui Gotabaya Rajapaksa terkenal karena berhasil menghentikan pemberontakan selama puluhan tahun di utara negara itu saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan Sri Lanka.

Gotabaya Rajapaksa dituduh melakukan pelanggaran hak yang meluas selama perang, tuduhan yang dia bantah.

Sarath Weerasekera mengatakan pemerintah berencana untuk melarang lebih dari 1.000 sekolah Islam yang menurutnya melanggar kebijakan pendidikan nasional.

"Tidak ada yang bisa membuka sekolah dan mengajarkan apa pun yang Anda inginkan kepada anak-anak," katanya.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah