7 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Akibat Kekurangan Oksigen, Menteri Kesehatan Resmi Dipecat

- 14 Maret 2021, 16:21 WIB
Aparat bersenjata Yordania berjaga di gerbang Rumah Sakit Pemerintah Salt di barat Amman, Yordania setelah insiden tewasnya 7 pasien Covid-19 akibat kehabisan suplai oksigen pada Sabtu, 13 Maret 2021.
Aparat bersenjata Yordania berjaga di gerbang Rumah Sakit Pemerintah Salt di barat Amman, Yordania setelah insiden tewasnya 7 pasien Covid-19 akibat kehabisan suplai oksigen pada Sabtu, 13 Maret 2021. /REUTERS/Muath Freij/REUTERS

PR BEKASI – Menteri Kesehatan Yordania resmi dipecat dari jabatannya pada Sabtu, 13 Maret 2021 setelah adanya insiden tujuh pasien Covid-19 yang meninggal dunia akibat kehabisan suplai oksigen di sebuah rumah sakit khusus perawatan Covid-19.
 
Akibat insiden tersebut, media pemerintah dan saksi mata mengabarkan pihak kepolisian telah dikerahkan untuk menahan ratusan kerabat dari pasien meninggal yang marah.
 
Insiden kekurangan suplai oksigen tersebut terjadi kemarin pagi di ruang ICU, ruang bersalin, serta ruang isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Pemerintah Salt yang baru diresmikan di sebelah barat dari ibu kota Yordania, Amman.
 
Perdana Menteri Yordania, Bisher al Khaswaneh mengatakan dia telah memecat Menteri Kesehatan Yordania, Nathir Obeidat atas insiden memilukan tersebut.

Baca Juga: Cabuli Puluhan Siswa Binaannya, Oknum Pembina Asrama Terancam Penjara 20 Tahun

Baca Juga: Ungkap Alasan KNPI Polisikan Abu Janda, Haris Pertama: Hari Ini Orang Anggap Permadi Arya Direstui Jokowi

Baca Juga: Tri Adhianto Bocorkan Rencana Pengembangan Segitiga Emas Kampung Sawah Bekasi, Jadi Percontohan di Jabar 

Dalam konferensi pers kemarin, dirinya meminta maaf yang sebesar-besarnya ke masyarakat akibat insiden tersebut.
 
Dirinya menambahkan bahwa pihak Kerajaan Yordania akan memikul tanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
 
“Ini adalah kesalahan besar yang tidak bisa dibenarkan atau diterima. Saya merasa malu dan tidak akan membenarkannya,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.
 
Bisher al Khaswaneh mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menunggu hasil penyelidikan yudisial dari insiden tersebut.
 
Sementara itu, Nathir Oeidat mengatakan dia memikul tanggung jawab moral atas kematian tujuh pasien yang dirawat karena Covid-19 ketika bangsal kehabisan suplai oksigen selama hampir satu jam.

Baca Juga: Aksi Penculikan di Nigeria Kian Marak Bahkan Jadi Industri, PBB Tuntut Pembebasan Segera

Kepala negara Yordania, Raja Abdullah II telah mengunjungi rumah sakit tersebut dalam sebuah kunjungan yang menurut para pejabat dimaksudkan untuk meredakan ketegangan.
 
Kemarahan terhadap pihak berwenang di masa lalu telah memicu kerusuhan sipil di berbagai wilayah di Yordania.
 
“Bagaimana rumah sakit seperti ini bisa melihat hal seperti ini terjadi?” kata Raja Abdullah II saat memasuki rumah sakit bernilai jutaan dolar itu, yang baru beroperasi Agustus 2020 lalu.
 
Beberapa politisi Yordania mengatakan insiden itu menunjukkan salah urus besar di rumah sakit milik pemerintah tersebut.
 
Yordania diketahui sedang  menghadapi lonjakan penyebaran dan penularan virus Covid-19 yang terutama disebabkan oleh varian terbaru Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.

Baca Juga: Kubu AHY Gandeng Bambang Widjojanto, Ruhut Sitompul Yakini Moeldoko yang Akan Disahkan 

Pada minggu lalu, Kerajaan Yordania juga telah mengumumkan langkah-langkah yang lebih ketat untuk mengekang penyebaran dan penularan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada akhir 2019 tersebut.
 
Yordania melaporkan 8.300 kasus baru Covid-19 pada Kamis, jumlah kematian harian tertinggi sejak pandemi pertama kali muncul di kerajaan setahun yang lalu.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x