Namun begitu seperti diungkapkan oleh Wu Weiren, jika misi ini berhasil, maka tingkat kesuksesan China dalam teknologi pendaratan berawak semakin meningkat.
"Jika proyek stasiun penelitian bulan berhasil dilaksanakan, China tidak akan jauh dari pencapaian pendaratan berawak," kata Wu Weiren.
Baca Juga: Colek Jokowi dan AHY, Arief Poyuono: Cita-citaku Jadi Presiden RI, Tapi Gak Berani Ambil Alih Partai
Berdasarkan informasi lain, China sendiri dalam beberapa tahun terakhir telah meluncurkan serangkaian misi ke bulan. Termasuk dalam misi tersebut adalah pengambilan batuan di Bulan dengan teknologi tanpa awak yang dilakukan tahun lalu, sekaligus menjadi negara pertama yang melakukannya.
Meski begitu hingga kini, untuk urusan pengalaman, keahlian hingga teknologi, China masih dianggap tertinggal dari Amerika Serikat (AS).
Dalam urusan roket misalnya, hingga kini roket China diakui Wu Weiren belum memiliki kemampuan daya dorong yang cukup untuk mengirimkan astronaut ke Bulan.
Namun begitu, China telah berkomitmen untuk membuat terobosan dalam desain roket di 2021-2025 ini.
Dalam misi China di Bulan selanjutnya, dikatakan Wu Weiren bahwa akan ada pengambilan beberapa sampel bulan yang berada di kutub selatan Bulan.
Termasuk dikatakan oleh Wu Weiren, juga selain merinci soal sumber daya di Kutub selatan, namun juga melakukan pengujian teknologi utama dalam persiapan pembangunan stasiun penelitian di Bulan.
Sementara itu dalam misi ke Bulan, NASA juga dikabarkan dalam waktu dekat akan kembali mengirimkan astronautnya kembali ke Bulan, yaitu direncanakan pada tahun 2024.
Rencana NASA itu menjadi yang terbaru usai pendaratan terakhir di Bulan pada tahun 1972 silam.***