Sahidjuan termasuk di antara lima militan Abu Sayyaf yang pergi ke Tawi-Tawi dengan perahu dari Sulu, bersama empat korban penculikan dari Indonesia Kamis lalu.
Namun, perahu mereka terbalik setelah dihantam ombak besar.
Hal tersebut memberi pasukan pemerintah kesempatan untuk menyelamatkan tiga dari empat sandera - Arizal Kasta Miran berusia 30 tahun, Arsad Bin Dahlan berusia 41 tahun dan Andi Riswanto berusia 26.
Sementara Mohd Khairuldin yang berusia 15 tahun sandera keempat, ditemukan oleh pasukan pemerintah di desa yang sama di mana baku tembak terjadi.
Keempat sandera itu termasuk di antara lima orang Indonesia yang diculik oleh Abu Sayyaf pada 17 Januari 2020 di lepas pantai Tambisan di Malaysia.
Namun, satu dari lima orang sandera tewas saat mencoba melarikan diri.
Menurut Stanford kelompok Abu Sayyaf (ASG) adalah organisasi separatis Islam di Filipina yang didirikan oleh Abdurajak Abubakar Janjalani pada tahun 1991.
Kelompok ini sangat dipengaruhi oleh Al Qaeda pada tahap awal, ASG dimulai sebagai kelompok ‘sempalan’ dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dan menjadi negara Muslim merdeka di Filipina selatan.
Pada awal 2000-an, ASG menarik perhatian melalui pemboman berdaya ledak tinggi, pembunuhan, penculikan, dan serangan.