4 Pengunjuk Rasa Tewas di Myanmar, Junta Militer Beri Peringatan

- 27 Maret 2021, 15:15 WIB
Para pengunjuk rasa di Myanmar.
Para pengunjuk rasa di Myanmar. /Dawei Watch via REUTERS/

PR BEKASI - Junta militer yang kini berkuasa di Myanmar memperingatkan pengunjuk rasa pro-demokrasi bahwa mereka berisiko untuk ditembak di kepala atau punggung.

Peringatan tersebut dilontarkan ketika para aktivis menyerukan unjuk rasa besar pembangkangan terhadap para jenderal pada Hari Angkatan Bersenjata negara tersebut pada Sabtu, 27 Maret 2021.

Pasukan militer telah kembali menewaskan empat nyawa dalam demonstrasi yang terjadi pada Jumat kemarin.

Dengan itu, total korban dilaporkan mencapai lebih dari 320 orang, dalam tindakan keras kudeta terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Baca Juga: Tagih Janji Menteri Lutfi untuk Mundur, Rocky Gerung: Karena yang Benar adalah Jokowi dan PDIP

Baca Juga: Istri Mencari Nafkah dan Suami Menganggur? Begini Hukumnya

Baca Juga: Dua Remaja Indonesia Dirundung dan Ditampar di AS, KJRI New York Telepon Wali Kota Philadelphia

"Anda harus belajar dari tragedi kematian yang buruk sebelumnya bahwa Anda bisa berada dalam bahaya ditembak di kepala dan punggung," kata salah satu siaran di saluran berita negara MRTV.

Peringatan itu tidak secara khusus mengatakan bahwa pasukan keamanan telah diberi perintah tembak untuk membunuh.

Sebelumnya, junta telah mencoba untuk memberi kesan kalau beberapa penembakan fatal datang dari dalam kerumunan pengunjuk rasa.

Namun, itu menunjukkan bahwa militer bertekad mencegah gangguan apa pun di sekitar Hari Angkatan Bersenjata.

Baca Juga: Sebut Ada Krisis Kepercayaan pada Pemerintah, Fuad Bawazier: Memang Ini 'Genitnya' Pendukung Presiden

Dalam seminggu ketika tekanan dari internasional meningkat terhadap junta, dengan sanksi baru dari AS dan Eropa, Rusia menawarkan dukungan untuk militer dan mengatakan ingin memperkuat hubungan.

Para pengunjuk rasa turun ke jalan hampir setiap hari sejak kudeta yang menggagalkan transisi Myanmar yang lambat menuju demokrasi.

Demonstrasi terjadi di seluruh negeri lagi dalam semalam dan pada hari Jumat, termasuk di wilayah Mandalay dan Sagaing, serta negara bagian Karen dan Chin.

Seorang saksi mata menyatakan, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera hitam di kota selatan Myeik.

"Dua orang tewas akibat tembakan di kepala," kata saksi itu, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters.

"Kami tidak dapat mengambil mayat (ketiga) karena banyak pasukan keamanan ada di sana," ujarnya melanjutkan.

Saksi lain mengatakan dia telah melihat mayat keempat.

Berita Myanmar Now mengatakan empat orang tewas di kota itu.

Setidaknya 320 pengunjuk rasa telah tewas dalam kerusuhan berminggu-minggu pada Kamis malam, berdasarkan data dari kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Datanya menunjukkan bahwa setidaknya 25 persen dari mereka tewas akibat tembakan di kepala, menimbulkan kecurigaan bahwa mereka sengaja menjadi sasaran pembunuhan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x