Bukan Diserang Kapal Lain, Ternyata Kapal Selam Argentina Tenggelam karena Keterbatasan Anggaran Pemeliharaan

- 26 April 2021, 14:27 WIB
ARA San Juan, kapal selam Argentina yang tenggelam pada November 2017. Dua tahun kemudian, disimpulkan penyebabnya adalah inefisiensi dan keterbatasan anggaran pemeliharaan.
ARA San Juan, kapal selam Argentina yang tenggelam pada November 2017. Dua tahun kemudian, disimpulkan penyebabnya adalah inefisiensi dan keterbatasan anggaran pemeliharaan. /Naval Post

PR BEKASI - Kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dinyatakan tenggelam dan dilaporkan terbelah menjadi tiga bagian di perairan utara Bali. 53 kru di dalamnya pun diyakini meninggal dunia.

Hal tersebut mengingatkan kita kepada insiden kapal selam hilang terbaru sebelum ini, yaitu ASA San Juan milik Angkatan Laut Argentina.

ARA San Juan hilang di Samudra Atlantik sebelah selatan bersama 44 kru di dalamnya. Bangkai kapal selam bermesin diesel itu baru ditemukan setelah satu tahun dengan sebuah jejak ledakan.

Baca Juga: Kepala BIN Papua Gugur Ditembak KKB, Jokowi Naikkan Satu Tingkat Lebih Tinggi untuk Brigadir Putu Danny

Kapal selam itu tergolek di lantai laut, di kedalaman sekitar 870 meter, kisaran kedalaman laut yang sama dengan lokasi ditemukannya KRI Nanggala-402, yakni 838 meter.

Ternyata, hilangnya kapal selam ARA San Juan bukan disebabkan oleh serangan dari kapal lain seperti kabar yang beredar.

Menurut komisi yang dibentuk oleh legislatif Argentina, tenggelamnya kapal selam ARA San Juan pada November 2019 disebabkan oleh ketidakefisienan dan keterbatasan anggaran pemeliharaan.

Baca Juga: Jelang Lebaran 2021, Pemkab Garut Minta Masyarakat Patuhi Prokes Covid-19

"Hipotesis bahwa kapal selam itu diserang oleh kapal perang asing, ditabrak kapal penangkap ikan, atau sedang melakukan tugas rahasia di luar perairan yurisdiksi, dibatalkan," kata komisi tersebut seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Naval Post, Senin, 26 April 2021.

Laporan yang diterbitkan oleh komisi tersebut menunjukkan adanya keterbatasan anggaran untuk mengurusi kapal selam ARA San Juan dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satunya adalah kegagalan untuk memperbarui teknologi dan mempertahankan tingkat pemeliharaan kapal selam berdasarkan jam penggunaan, sehingga menyebabkan kerusakan yang meningkat dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Kota Bekasi Belum Ditetapkan jadi Tersangka, KPAD: Khawatir Pelaku Kabur

Angkatan Laut Argentina juga diketahui telah dipaksa untuk melakukan misi yang diperintahkan dengan anggaran yang semakin berkurang.

Dengan begitu, operasi-operasi yang dilakukan Angkatan Laut Argentina berada dalam kondisi yang jauh dari optimal untuk tugas tersebut.

Lebih spesifik, ARA San Juan tenggelam karena kebakaran yang terjadi pada baterai nomor tiga.

Baca Juga: Mengenal Sosok Lettu Muhadi, Awak Kapal yang Gugur dalam Tragedi KRI Nanggala-402

Kebakaran listrik pada baterai nomor tiga mengakibatkan serangkaian kejadian mengerikan lain sehingga menyebabkan hilangnya kapal selam tersebut.

"Air laut bocor dan masuk ke dalam sistem ventilasi. Kemudian mencapai baterai nomor tiga dan menyulut api.Kebakaran di baterai adalah salah satu situasi paling berbahaya saat menggunakan kapal selam di bawah laut," kata komisi itu.

Pencarian ARA San Juan diketahui melibatkan hingga 28 kapal dan sembilan pesawat dari 11 negara. Itu belum termasuk wahana selam robotik dan ratusan sonar buoy.

Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa S1 Kabupaten Bogor Sudah Dibuka, Berikut Persyaratannya

Pencarian kala itu fokus pada kawasan 900 kilometer dari lepas pantai Argentina. Sama seperti pada KRI Nanggala-402, harapan sempat memuncak kalau pencarian ARA San Juan membuahkan hasil sebelum suplai oksigen di kapal selam habis.

Namun, Angkatan Laut Argentina akhirnya memutuskan penghentian operasi penyelamatan sekitar dua minggu kemudian, sekalipun pencarian masih berlanjut.

Alasannya saat itu tidak ada peluang kru kapal selam bakal selamat. Di antara kru atau awak ARA San Juan adalah Eliana Maria Krawczyk, perwira kapal selam perempuan pertama di Argentina.

Baca Juga: Akui Nangis saat Lihat Video Awak Kapal KRI Nanggala dengan Lagu 'Sampai Jumpa', Ustaz Yusuf Mansur: Syahid

Ocean Infinity kemudian dikontrak untuk melanjutkan pencarian mulai September. Mereka menggunakan robot bawah air yang dioperasikan tim di kapal Seabed Constructor--kapal yang sama yang terlibat dalam pencarian pesawat Malaysia Airlines MH 370 yang hilang di Samudera Hindia pada tujuh tahun lalu.

Ocean Infinity, berharap penemuan ARA San Juan bisa menjadi pelajaran untuk keselamatan kapal selam ke depannya.

Kapal selam itu juga buatan Jerman pada 1980-an, dipasangi mesin dan baterai baru lima tahun sebelum insiden November 2017, untuk menyiasati usia pakai yang seharusnya berhenti setelah 30 tahun.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Naval Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah