SBY Sebut Prajurit yang Bertugas di Kapal Selam Punya Risiko Tekanan Psikologis, Kenapa?

- 26 April 2021, 13:20 WIB
SBY menyebut prajurit yang ditugaskan di kapal selama memiliki risiko tertekan secara psikologis.*
SBY menyebut prajurit yang ditugaskan di kapal selama memiliki risiko tertekan secara psikologis.* /ANTARA

PR BEKASI - Mantan Jenderal TNI sekaligus presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buka suara soal 53 prajurit yang gugur setelah kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam dan terbelah menjadi tiga bagian di perairan utara Bali.

Berdasarkan pengalamannya saat masih bertugas di tahun 1998, SBY menyampaikan bahwa berada di dalam kapal selam tidak semudah dan sesederahana yang dibayangkan oleh masyarakat.

"Tahun 1998, saya berada dalam kapal selam, bergerak di dalam laut selama satu jam," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @SBYudhoyono pada Senin, 25 April 2021.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Janjikan Beasiswa Bagi Anak-anak dari Awak Kapal KRI Nanggala-402, Mulai dari TK hingga S1

SBY menjelaskan bahwa sangat berbahaya berada di dalam laut, apalagi dengan kedalaman lebih dari 200 meter.

Selain memiliki risiko yang tinggi, para prajurit di dalam kapal juga terancam mendapatkan gangguan psikologis.

"Prajurit yang bertugas di satuan kapal selam memiliki risiko, tekanan psikologis dan "kesunyian" yang tinggi," ungkapnya.

Baca Juga: Tak Disangka! Ternyata 5 Makanan Ini Bisa Picu Penyakit Ginjal, Salah Satunya Kentang

Tangkapan layar cuitan SBY.
Tangkapan layar cuitan SBY. /Twitter/@SBYudhoyono


Lantas, mengapa kondisi di dalam laut dapat membuat para prajurit di dalam kapal selam tertekan hingga mengalami gangguan psikologis?

Dikutip dari San Fransisco Maritime, kapal selam ternyata tidak memiliki pintu emergency yang bisa dibuka dengan leluasa, faktanya pintu kapal selam jauh lebih rumit dari yang dibayangkan karena memang dirancang agar tidak bisa dimasuki air laut.

Lalu bagaimana caranya menyelamatkan diri ketika kapal selam bocor dan seluruh badannya kemasukan air?

Jawabannya, di dalam kapal selam ada kompartemen penyelamat dimana bagian tersebut tidak bisa dimasuki air karena memiliki sistem isolasi walau bagian lain dari kapal selam telah bocor.

Baca Juga: Berikan Dukungan Moril, Mensos Risma Soroti Kondisi Psikologis di Lingkungan Keluarga Awak KRI Nanggala-402

Dalam kompartemen tersebutlah kru kapal selam menyelamatkan diri, kesempatan untuk selamat juga bergantung pada tempat kedalaman air dimana kapal selam itu berada.

Kemudian, apa yang terjadi jika para prajurit nekat keluar dari kapal selam yang berada di kedalaman 700 meter?

Jika prajurit kapal selam membuka pintu kapal pada kedalaman tersebut, air akan masuk kedalam kapal dengan sangat cepat dan membanjiri kapal dalam hitungan detik.

Baca Juga: Dihantam Badai Covid-19, PM India Malah Minta Warganya Tetap 'Nyoblos' di Pemilu

Mungkin pada kedalaman rendah, para prajurit di kapal masih bisa menahan tekanan air yang masuk dan mencoba keluar.

Namun lain ceritanya jika membuka pintu di kedalaman 700 meter. Karena tekanan hidrostatis air akan meningkat sebanyak satu atm setiap 10 meter.

Berarti tekanan di kedalaman 700 meter adalah 70 atm, sementara manusia saja pada umumnya hanya bisa bertahan pada tekanan hingga empat atm.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Rusia Wajibkan Pria Berpoligami dan Akan Diberi Tunjangan, Benarkah?

Maka dapat dipastikan berenang dan berada di kedalaman 700 meter adalah hal yang mustahil dilakukan oleh manusia.

Saat air masuk ke kapal selam, kurang dari hitungan detik gendang telinga akan pecah, paru-paru akan termampatkan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa lalu pecah, selanjutkan akan diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur.

Sehingga membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil kecuali kapal selam tersebut masih berada di kedalaman dangkal.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter San Francisco Maritime


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x