Al-Haq Minta Komunitas Internasional untuk Pastikan Ketersediaan Pasokan Listrik di Jalur Gaza

- 18 Mei 2021, 10:49 WIB
Al-Haq menyerukan agar komunitas internasional dapat memastikan pasokan listrik di jalur Gaza, Palestina seiring hadapi serangan Israel.
Al-Haq menyerukan agar komunitas internasional dapat memastikan pasokan listrik di jalur Gaza, Palestina seiring hadapi serangan Israel. /Reuters/Mohammed Salem


PR BEKASI - Al-Haq adalah organisasi hak asasi manusia non-pemerintah Palestina yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat.

Al-Haq juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dan lembaga pemerintah Palestina untuk memastikan bahwa standar hak asasi manusia internasional tercermin dalam hukum dan kebijakan Palestina.

Organisasi ini memiliki perpustakaan hukum internasional khusus yang digunakan untuk staf-staf Al-Haq dan masyarakat setempat.

Terkait hal itu, pada 15 Mei 2021, Al-Haq mengirimkan seruan mendesak kepada Prosedur Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, karena runtuhnya sektor vital di Gaza, yang meliputi sektor kesehatan, air, lingkungan, serta bahan bakar pembangkit listrik.

Baca Juga: IFJ Minta DK PBB agar Israel Hentikan Serangan kepada Jurnalis Internasional di Jalur Gaza

Al-Haq juga menyerukan intervensi internasional segera dan mendesak untuk memulihkan infrastruktur penting dan memastikan pasokan listrik yang memadai yang diperlukan untuk penyediaan layanan publik yang sekarang sedang kritis, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Palestine News Networks pada Senin, 18 Mei 2021.

Selain itu, penembakan infrastruktur sipil menyebabkan jalur listrik di Gaza hancur.

Pada 13 Mei 2021, Gubernur Perusahaan Distribusi Listrik Gaza memperingatkan dampak serius akibat terganggunya jalur Jabalia yang memasok listrik di Gaza Utara.

Saat ini, dua dari empat jalur listrik putus yang menyuplai 45 persen listrik ke Jalur Gaza.

Baca Juga: Israel Klaim Telah Bunuh Komandan Hamas, Usai Hancurkan Sejumlah Gedung di Gaza

Pada saat yang sama, Israel telah mencegah masuknya pengiriman bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza.

Hal itu dikarenakan penutupan pada penyebrangan Kerem Shalom, sedangkan pasokan bahan bakar saat ini semakin menipis.

Ketika pembangkit listrik di jalur Gaza berhenti bekerja sepenuhnya, maka ini akan menyebabkan beban berlebih dan merugikan sektor listrik.

Dengan begitu potensi runtuhnya sektor-sektor vital di Gaza akan segera terjadi dan tidak bisa terhindarkan, termasuk sektor kesehatan, air, lingkungan, sanitasi, dan layanan publik.

Baca Juga: Militer Israel Klaim Telah Berhasil Tewaskan Komandan Jihad Islam di Gaza Hari Ini

Jika sektor-sektor tersebut runtuh, maka akan berdampak pada dua juta warga Palestina di jalur Gaza.

Ketersediaan listrik saat ini diperkirakan sekitar 125-110 megawatt, sedangkan kebutuhannya telah mencapai sekitar 400 megawatt, dengan defisit sekitar 70 persen, yang memerlukan intervensi internasional segera dan mendesak untuk memulihkan infrastruktur vital dan pasokan listrik yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut.

Pada November 2020, Medical Aid untuk Palestina memperingatkan bahwa sistem kesehatan Gaza yang terkepung berada di ambang kehancuran.

Sementara itu, pasokan listrik hampir setengahnya habis, belum lagi jumlah korban luka meningkat yang akan berdampak pada kapasitas rumah sakit.

Pada 15 Mei 2021, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan lebih dari 1.000 orang terluka akibat serangan udara yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Palestine News Networks


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah