Upaya Perdamaian 'Solusi Dua Negara': Disetujui Palestina, Ditolak Mentah-mentah Israel

- 18 Mei 2021, 13:03 WIB
Tahun 1967, pernah diusulkan Solusi Dua Negara yang kala itu telah disetujui Palestina dan negara-negara Arab namun ditolak israel.
Tahun 1967, pernah diusulkan Solusi Dua Negara yang kala itu telah disetujui Palestina dan negara-negara Arab namun ditolak israel. /PBB

PR BEKASI – Segala upaya terus dilakukan oleh kekuatan dunia untuk menciptakan perdamaian Palestina-Israel.

Namun, upaya untuk mengakhiri konflik yang telah terjadi sejak tiga dekade tersebut masih belum dapat dicapai hingga hari ini.

Hal tersebut karena kedua pihak masih belum mencapai kata sepakat dalam berbagai pertemuan yang mereka lakukan.

Baca Juga: Warganya Banyak yang Dukung Israel, India Ternyata Rumah dari Salah Satu Suku Yahudi yang Hilang 

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendamaikan kedua negara adalah “Solusi Dua Negara” yang pernah menyerukan untuk dibuatnya dua negara untuk dua warga.

Dengan solusi dua negara, Negara Palestina dapat berdiri berdampingan dengan Israel di sebelah barat Sungai Yordan.

Namun, perbatasan antarnegara yang dikeluarkan pada tahun 1967 oleh pemimpin Palestina dan negara Arab tidak disepakati oleh Israel.

Perbatasan tersebut merupakan wilayah bekas mandat Palestina yang tidak lagi menjadi bagian dari Negara Palestina dan kini menjadi bagian dari wilayah Israel.

Baca Juga: Tolak Keputusan PPB Lagi, Apakah Amerika Serikat Ingin Israel Hancurkan Palestina? 

Solusi dua negara tersebut telah tertuang dalam resolusi PBB mengenai "penyelesaian damai tentang masalah Palestina" yang ada sejak tahun 1974.

"Kedua negara, Israel dan Palestina akan hidup berdampingan dengan batas negara yang diakui," bunyi resolusi tersebut.

Palestina telah menunjukkan niat yang serius untuk solusi dua negara sejak pertengahan tahun 1970an dan pemimpin negara lainnya telah mendukung konsep sejak tahun 1982.

Selama bertahun-tahun, hasil jajak pendapat yang dilakukan di Israel dan Palestina juga mendukung solusi dua-negara.

Baca Juga: Akun 'Al-Qassam' Tanggapi Haikal Hassan: Jangan Lakukan Itu, atau Anda akan Jadi Target 

Sudah banyak upaya diplomatik yang dilakukan untuk mewujudkan solusi dua negara, dimulai dari Konferensi Madrid tahun 1991.

Kemudian Perjanjian Oslo 1993 dan Pertemuan Camp David 2000 yang gagal dan dilanjutkan dengan Pertemuan Taba di awal tahun 2001.

Pada tahun 2002, Liga Arab mengusulkan Prakarsa Perdamaian Arab dan prakarsa perdamaian terbaru yakni pada tahun 2013-2014 juga gagal.

Selain solusi dua negara, upaya lainnya yang diusulkan untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah “Solusi Satu Negara” dan “Solusi Tiga Negara”.

Baca Juga: Yakin akan Kemenangan Palestina, Neno Warisman: Hati Itu Tidak Terus Redup 

Solusi satu negara menganjurkan pendirian satu negara yang mencakup wilayah Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Warga di tiga wilayah tersebut akan mendapat status kewarganegaraan dan hak-hak yang setara untuk semua penduduk di wilayah tersebut tanpa memandang latar belakang etnis atau agama.

Walaupun masih diperdebatkan oleh para akademisi, solusi ini bukanlah solusi yang ditawarkan secara resmi oleh pemerintah atau badan internasional untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

Baca Juga: Sindir Masyarakat yang Sibuk Urusi Palestina, Ferdinand: Sekarang 'Ibumu' Sedang Sakit 

Sementara itu, solusi tiga negara merencanakan Mesir dan Yordania juga berniat untuk mengambil alih Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina.

Dampaknya, Jalur Gaza akan dikuasai Mesir dan Tepi Barat dikuasai Yordania yang tentu hal tersebut ditolak oleh seluruh rakyat Palestina.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah