Mantan Pilot Israel Beri Pengakuan Mengejutkan: Kami Adalah Teroris yang Dijalankan oleh Penjahat Perang

- 22 Mei 2021, 15:51 WIB
Mantan pilot Angkatan Udara Israel, Yonatan Saphira menyebut pemerintah dan tentara Israel sebagai organisasi teroris yang dijalankan oleh penjahat perang.
Mantan pilot Angkatan Udara Israel, Yonatan Saphira menyebut pemerintah dan tentara Israel sebagai organisasi teroris yang dijalankan oleh penjahat perang. /Dok. Cognitive Liberty

PR BEKASI – Tindakan Israel yang terus melakukan penyerangan terhadap Palestina terus mendapatkan kritikan dari berbagai pihak, tak terkecuali dari warga negaranya sendiri.

Salah satu pihak yang mengkritik tindakan Israel tersebut adalah seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel, Kapten Yonatan Saphira.

Dalam wawancara yang baru-baru ini dirilis oleh Anadolu, dirinya menyebut pemerintah dan tentara Israel sebagai organisasi teroris yang dijalankan oleh penjahat perang.

Baca Juga: Cek Fakta: Disebut Tercatat di Kitab Satria Piningit, Benarkah Gibran akan Bebaskan Palestina dari Israel?

Dirinya mengaku lahir sebagai seorang warga Israel yang dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat.

“Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.

Diketahui, Yonatan Saphira mengundurkan diri dari tentara Israel pada tahun 2003 saat puncak Intifadah Kedua Palestina.

Baca Juga: Warga Palestina Tak Punya Tempat Tinggal usai Serangan Israel, UNRWA PBB Siap Bantu Perbaiki Rumah yang Rusak

Dirinya menjelaskan, pada saat itu dirinya tersadar setelah bergabung dengan tentara bahwa dia adalah bagian dari organisasi teroris.

“Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, yang meneror populasi jutaan orang Palestina,” katanya.

Sejak meninggalkan tentara Israel, Shapira telah meluncurkan kampanye yang mendorong anggota militer lainnya untuk tidak mematuhi perintah untuk menyerang warga Palestina.

Hasilnya, 27 pilot militer lainnya diberhentikan dari jabatan mereka di Angkatan Udara Israel sejak 2003.

Baca Juga: Fadli Zon Geram Israel Langgar Gencatan Senjata: Tak Bisa Dipercaya, Negara Penjajah dan Penyebar Teror

Selain Yonatan Saphira, mantan tentara Israel lainnya yang turut mengkritik negaranya adalah mantan anggota Angkatan Darat Israel, Eran Efrati.

Dirinya diketahui menyesal telah bertindak jahat terhadap warga Palestina dan menyebut dirinya sendiri dengan sebutan teroris.

“Saya tidak merasa melindungi, dan membantu orang lain. Saya merasa telah meneror orang lain. Saya merasa sebagai seorang teroris,” katanya.

Eran Efrati tersadar bahwa apa yang dilakukannya tersebut merupakan tindakan bersifat apartheid (pemisahan ras) seperti yang pernah terjadi di Afrika Selatan.

Baca Juga: Soroti Kejahatan Israel di Palestina, Presiden Afrika Selatan: Teringat Sejarah Buruk Kami Sendiri, Apartheid

“Dengan cepat kemudian saya menyadari bahwa pekerjaan saya adalah untuk mempertahankan sistem apartheid yang telah lama dilakukan Israel terhadap Palestina,” katanya.

Menurutnya, tentara Israel bertugas untuk menakut-nakuti warga Palestina agar mereka tidak berani melakukan perlawanan.

“Ini benar-benar pekerjaan teroris, Pekerjaan saya selama menjadi tentara adalah hanya menakuti orang Palestina agar mereka tidak berpikir untuk melawan para pemukim Yahudi dan Tentara Israel,” kataya.

Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir pesawat tempur Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.

Serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya 188 warga Palestina termasuk 55 anak-anak dan 33 wanita serta melukai 1.230 orang.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x