Prancis Sebut Israel Rasis usai Usir Paksa Warga Palestina di Sheikh Jarrah, Benjamin Netanyahu: Kurang Ajar

- 28 Mei 2021, 14:45 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu meradang usai Menteri Luar Negeri Prancis menyoroti aksi pengusiran paksa warga Palestina di Sheikh Jarrah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu meradang usai Menteri Luar Negeri Prancis menyoroti aksi pengusiran paksa warga Palestina di Sheikh Jarrah. /Forward

PR BEKASI - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mendapat kecaman dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sebab Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa Israel memiliki unsur politik apartheid.

Apartheid adalah sistem pemisahan ras, yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan di awal abad 20. Mudahnya apartheid merupakan politik rasisme, yang memperlakukan warga negaranya berbeda tergantung ras yang dimiliki.

Pernyataan itu dilontarkan oleh menteri luar negeri Prancis setelah adanya bentrokan kekerasan yang terjadi antara orang Arab-Israel dan orang Israel, yang bermula dari penyerangan Israel ke wilayah Sheikh Jarrah, Palestina.

Baca Juga: Soroti Konflik 11 Hari Palestina-Israel, Komisi HAM PBB Akui Akan Lakukan Investigasi Israel dengan Hamas

"Jelas menunjukkan bahwa jika di masa depan kita memiliki solusi selain solusi dua negara, kita akan memiliki bahan-bahan apartheid yang tahan lama," tutur Jean-Yves Le Drian dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor pada Jumat, 28 Mei 2021

Hal tersebut memancing kemarahan dari Benjamin Netanyahu yang memberi tanggapan atas tuduhan tersebut. Ia mengatakan bahwa hal yang diucapkan Le Drian kurang ajar dan tidak berdasar.

"Klaim yang kurang ajar dan salah yang tidak memiliki dasar," tutur Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Meradang PBB Akan Selidiki Serangan Israel ke Gaza: Ini Contoh Obsesi Anti Israel

Benjamin Netanyahu juga mengatakan bahwa di Israel semua warga negara diperlakukan sama, dan tidak memandang ras atau etnis mereka.

"Di Negara Israel, semua warga negara sama di depan hukum, terlepas dari etnis mereka," ujar Benjamin Netanyahu menambahkan.

Perluasan wilayah yang dilakukan Israel memang sudah terjadi bertahun-tahun, kemudian pada 13 April 2021 Israel kembali berulah dengan mengusir sejumlah warga Palestina di Sheikh Jarrah.

Baca Juga: Hapus Larangan Pergi ke Israel dalam Paspor Barunya, Bangladesh: Kami Tetap Dukung Palestina

Sebanyak 12 keluarga Palestina diusir oleh Israel dari perkampungan tersebut. Kemudian keadaan semakin tegang dan berpindah ke Gaza pada 10 Mei 2021.

Setidaknya 284 warga Palestina meninggal dunia, 66 orang diantaranya merupakan anak-anak, 39 seorang wanita, dan 1.900 warga lainnya mengalami luka-luka.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x